Pertumbuhan di bawah 6,7 persen hanya akan menyerap pengangguran yang telah ada. Padahal jumlah pengangguran terus bertambah seiring dengan munculnya angkatan kerja baru. Tahun 2011 dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 persen. "Indonesia seharusnya bisa tumbuh lebih cepat lagi," kata dia.
Inflasi menjadi salah satu ancaman bagi pertumbuhan. Pada 2010 inflasi mencapai 6,96 persen atau lebih tinggi dari perkiraan pemerintah yakni maksimal 6 persen. Yudhi memperkirakan, inflasi tahun 2011 akan mengalami kenaikan, antara 7,5 persen hingga 8 persen. Salah satu penyebab utama adalah rencana naiknya harga bahan bakar minyak. "Kenaikan harga BBM memicu kenaikah harga dan akan berdampak pada inflasi," kata dia.
Rencana kenaikan harga bahan bakar dinilainya akan memberikan sinyal kenaikan harga pada pasar. Bank Indonesia diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan pada kuartal kedua 2011. Untuk mengantisipasi kenaikan harga, perbankan diperkirakan akan menaikkan suku bunga lebih awal -mulai bulan Februari. "Perbankan bisa dikatakan brengsek. Mereka punya kekuatan oligopoli di industri finansial kita," kata dia.
Untuk memicu pertumbuhan, pemerintah diharapkan dapat meningkatkan belanja dalam bidang infrastruktur. Tahun lalu defisit anggaran sangat rendah, kurang dari satu persen padahal seharusnya dana masih dapat dimanfaatkan untuk pembangunan.
"Kalau belanja mulai kelihatan membaik pada tengah tahun, akan memberikan sentimen positif," kata dia. Lembaga pemeringkat rating tak akan segan memberikan peringkat layak investasi jika hal tersebut terjadi.
Adapun Bank Indonesia memiliki peran besar untuk mengendalikan aliran dana asing yang masuk ke Indonesia. Nilai cadangan devisa sudah cukup tinggi sehingga dapat menjadi benteng untuk menyerap dana asing. "Tapi biasanya BI berhenti setelah nilai intervensi mencapai US$ 1 miliar, karena takut ada sesuatu," kata dia.
FAMEGA SYAVIRA