Cuaca buruk yang terus melanda perairan di Jawa membuat beberapa daerah di kepulauan seperti Bawean, Gresik, serta beberapa kepulauan di Sumenep mengalami rawan pangan. Ini terjadi setelah selama hampir sepekan tak ada satu pun kapal yang berani untuk berlayar ke pulau tersebut.
Selain itu, pemerintah juga segera membangun gudang-gudang beras di seluruh kepulauan khususnya di Pulau Bawean, Masalembu dan Kangean. Kedua pulau ini merupakan pulau dengan penduduk padat dengan jarak pelayaran yang cukup lama karena membutuhkan waktu sekitar 10 jam.
Masalembu dan Kangean misalnya, diperlukan waktu 14 jam dari Pelabuhan Kalianget Sumenep, sedangkan Bawean diperlukan waktu sekitar 8 jam dari pelabuhan Gresik.
"Di daerah yang secara rutin ada hambatan distribusi akan kita bangun gudang," ujarnya.
Menurut Soekarwo, pemerintah baik Gresik maupun Sumenep sebenarnya masih memiliki stok beras yang cukup aman, hanya saja kendala distribusi membuat beras tak bisa tersalurkan ke kawasan kepulauan.
Selain itu, khusus Sumenep, pemerintah tahun ini akan memberikan hibah bantuan keuangan untuk beli kapal. "Hibahnya berupa uang, nanti mereka yang belikan kapal, nilainya masih akan kita hitung," kata Soekarwo.
Kepala Dinas Penerangan Komando TNI AL Armada Timur Letnan Kolonel Yayan Sugiana mengatakan, pihaknya sejak kemarin telah mengirimkan KRI Makassar untuk mendistribusikan sembako ke Pulau Bawean.
Dalam pelayaran yang dilakukan kemarin, KRI Makassar mengangkut 62,8 ton beras, obat-obatan dan bantuan lainnya. "Ada 600 orang warga Bawean yang ikut kita angkut untuk pulang," kata dia.
Yang pasti, TNI AL berjanji akan memberikan bantuan yang diperlukan. "Asal ada permintaan kami pasti bantu, nanti Panglima yang akan pilihkan kapal apa yang akan dikirim," ujar Yayan.
Fatkhurrohman Taufiq