Gejala memanasnya perekonomian Cina saat ini, kata dia ketika dihubungi hari ini, tecermin dari harga-harga barang yang semakin tinggi sehingga mendorong percepatan laju inflasi.
"Kekhawatiran inflasi tidak hanya di Cina, tapi juga di negara-negara Asia lainnya karena pengaruh tingginya harga pangan dunia," tuturnya.
Meskipun terbuka peluang terjadinya 'gelembung harga' dan inflasi, Chatib menilai pertumbuhan Cina kali ini sebenarnya bukan yang tertinggi. Cina pernah mencatat pertumbuhan ekonomi 12 persen dan memang tak pernah di bawah 9 persen.
"Hanya waktu krisis dunia saja pertumbuhan Cina 9 persen," katanya. Pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu banyak didukung oleh ekspor, konsumsi dalam negeri, dan investasi di sektor properti.
Ekonom Standard Chartered Fauzi Ichsan mengimbuhkan, kekhawatiran atas laju inflasi telah memaksa bank sentral Cina menaikkan suku bunga acuannya dalam waktu singkat.
Kenaikan itu tidak bagus karena membatasi laju perekonomian Cina dan menekan pasar finansial Asia. Dengan naiknya suku bunga, investor akan lebih senang menyimpan uangnya di deposito daripada di pasar modal.
“Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga enam bulan ke depan," ucapnya.
ROSALINA