TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemasangan kamera CCTV di delapan titik kawasan Monumen Nasional Jakarta Pusat dinilai belum optimal. Selain kamera yang rawan dicuri maling, keberadaannya belum terkoordinasi untuk menindak pelaku kriminal.
Menurut Kepala Seksi Sistem Informasi Suku Dinas Kominfomas Jakarta Pusat, Ridho Bahar, kamera CCTV Monas yang sudah memulai simulasinya sejak 10 Desember 2010 silam, masih dalam tahap penyempurnaan. "Belum dibentuk sekretariat koordinasi yang dapat menghubungkan ke pihak terkait jika ada pelanggaran hukum," ujarnya, Senin (24/1) siang, di ruang rapat Walikota Jakarta Pusat.
Ridho menyampaikan, sekretariat koordinasi itu akan dibentuk secepatnya. Tapi paling tidak, lanjut dia, bukti rekaman sudah dipegang pihaknya jika ada pelanggaran hukum yang terjadi di Monas. "Ada kejadian pemalakan yang sudah kami rekam. Kami akan serahkan rekaman itu ke polisi," urainya.
Wakil Walikota Jakarta Pusat, Fatahillah, berharap, kamera CCTV ini bermanfaat untuk menjaga fasilitas Monas. Pasalnya, Fatahillah memandang, masyarakat banyak melakukan pengrusakan rumput dan fasilitas lain di Monas. "Kalau kerekam kan bisa ditindak," ujarnya di kesempatan sama.
Kamera CCTV yang dipasang di tiang setinggi sembilan meter, dipadukan dengan speaker atau toa untuk sosialisasi. Hasil gambar kamera bisa dilihat secara streaming di ruang monitor Walikota Jakarta Pusat, lantai II blok A.
Kamera bisa diputar ke segala arah dengan jangkauan pembesar hingga 300 meter. Dengan catatan jika cahaya lagi bagus. Ada dua operator dari Sudin Kominfomas yang akan mengoperasikan kamera ini. Satu operator akan memantau empat kamera. "Mereka mantau dari jam 8 pagi hingga jam 8 malam," tutur Ridho. Anggaran untuk kamera CCTV sendiri sebesar Rp 1,7 miliar.
HERU TRIYONO