Sesuai informasi yang diterima Wawan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada medio tersebut, curah hujan yang akan turun di bumi Jawa Barat masih tinggi. "Dan curah hujan tinggi merupakan faktor utama pemicu terjadinya bencana longsor dan gerakan tanah," ujar Wawan.
Daerah-daerah yang masuk klasifikasi rawan longsor dan gerakan tanah di wilayah Jawa Barat, di antaranya Kabupaten Cianjur, Sukabumi, Garut, Sumedang, Majalengka, Ciamis dan Kuningan.
Karena banyaknya daerah yang masuk dalam zona merah bencana longsor dan gerakan tanah di wilayah Jawa Barat, papar Wawan, sehingga menempatkan persentase peristiwa bencana tersebut menjadi yang tertinggi di tingkat nasional. "50 persen peristiwa bencana alam longsor dan gerakan tanah secara nasional terjadi di Jawa Barat," tutur Wawan.
Ia menyebutkan, pada periode Januari 2011, ada satu peristiwa longsor di wilayah Pangalengan, tetapi intensitasnya rendah. Sedangkan frekuensi bencana longsor dan gerakan tanah sepanjang tahun 2010 di Jawa Barat, kata Wawan, terjadi 109 kali. "Dan menimbulkan korban 79 orang meninggal dunia," kata Wawan.
Agar bencana tersebut tidak terus menimbulkan banyak korban, terutama korban manusia, kata Wawan, pihaknya mengimbau para kepala daerah melakukan upaya sosialisasi. Juga pelatihan antisipasi dan tanggap darurat bencana kepada warga yang lokasi pemukimannya masuk dalam zona merah bencana. "Supaya masyarakatnya jadi lebih sigap dan care ketika akan, saat dan ketika telah terjadi bencana," kata Wawan.
Baca Juga:
NANANG SUTISNA