Menurut Direktur Utama PT Jasa Marga, Frans Setiyaki Sunito, saat ini pihaknya tengah menyusun proposal tersebut. "Kami sedang menyiapkan proposalnya," ujar Frans seusai rapat dengar pendapat di Komisi VI DPR RI, Senin (31/1).
Ditargetkan proposal dapat diselesaikan Pebruari 2011. Saat ini, pihaknya tengah mengkaji kelayakan ruas tol tersebut.
"Kami sedang melakukan kajian di lapangan, mulai dari trafik, geoteknik, maupun Amdal (Analisis mengenai Dampak Lingkungan)," ucap Frans.
Frans meyakinkan bahwa pembangunan jalan tol sepanjang 11,5 kilometer tersebut tidak akan merusak lingkungan, terutama tanaman bakau yang berada di sekitarnya. Karena sebelumnya Kementerian Lingkungan Hidup telah memberikan persetujuan bahwa di lahan tersebut dapat dibangun ruas tol. "Kami tidak akan merusak bakau di sana," katanya.
Mengenai target pembangunan untuk ruas tol, Frans mengatakan, hal tersebut menunggu keputusan pemerintah. "Lama atau tidaknya proses pembangunan tol tergantung dari keputusan pemerintah. Kami nanti tinggal menunggu saja," tuturnya.
Untuk pembangunan ruas tol Serangan-Tanjung Benoa, menurut Frans, dapat diselesaikan dalam waktu singkat. "Setidaknya setahun dapat selesai," paparnya.
Pembangunan jalan tol Serangan-Tanjung Benoa awalnya memiliki empat alternatif, antara lain jembatan 7,5 kilometer dengan nilai investasi Rp 1,5 triliun, kanal atau terowongan dengan biaya Rp 5,1 triliun, jembatan 9,6 kilometer dengan biaya Rp 2,9 triliun.
Sedangkan alternatif keempat merupakan prakarsa dari konsorium BUMN yaitu jembatan sepanjang 11,5 kilometer dengan investasi Rp 1,37 triliun. Pemerintah pun menyepakati untuk menggunakan usul dari konsorsium yang terdiri dari PT Pelindo III, PT Angkasa Pura I, PT Jasa Marga (Persero), dan Bali Tourism Development Coorporation (BTDC).
Usul tersebut dipilih karena dinilai memakan biaya konstruksi yang rendah dan tidak merusak lingkungan.
Sebelumnya Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Ahmad Ghani Gazali mengatakan, studi kelayakan atau feasibility study untuk pembangunan jalan tol Serangan-Tanjung Benoa. "Nanti kalau (studi kelayakan) sudah jadi, dilihat lagi bagaimana," ujar dia.
Ghani menambahkan, dengan rencana perubahan rute Serangan-Tanjung Benoa yang awalnya bakal dibangun di sebelah timur menjadi ke sebelah barat Tanjung Benoa. "Ini harus direvisi dulu RTRW. Sesudah itu baru bisa berjalan," katanya.
Ghani menjelaskan, perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) Serangan-Tanjung Benoa belum selesai dibuat. "Itu masih terbuka dan belum juga ditenderkan," ucapnya. SUTJI DECILYA.