Menurutnya, Pengaruh perdagangan antara Indonesia dan Mesir baru akan nampak 1-2 bulan ke depan, apabila ada penundaan atau pembatalan barang pesanan selama demonstrasi di Mesir terjadi.
Erwin mengungkapkan, situasi di Mesir saat ini hampir sama dengan situasi Indonesia tahun 1998. Kala itu, demonstrasi besar-besaran terjadi di ibukota dan kota-kota besar lainnya. "Tapi di kota-kota kecil kan infrastrukturnya masih terjaga. Saat ini di Mesir yang berhenti kegiatannya di kota-kota besar karena infrastruktur yang terganggu," ujarnya menjelaskan.
Barang ekspor ke Mesir yang tergolong besar, kata dia, adalah minyak goreng dan kertas. Kalau situasi tak kondusif di Mesir belum juga reda hingga beberapa minggu ke depan, lanjutnya, bukan tak mungkin akan menurunkan jumlah penjualannya. "Kalau situasinya berkepanjangan, banyak pabrik kehilangan pemesanan dan tingkat produksi menurun," katanya.
ROSALINA