Mempercantik klenteng menjadi salah satu kegiatan dalam mempersiapkan Hari Raya Imlek yang diperingati Kamis, (3/2) mendatang. Klenteng seluas hampir satu hektare ini, mulai Rabu malam (2/2), akan dipadati ribuan umat Tionghoa untuk bersembahyang.
Klenteng yang terletak di kawasan Pecinan, Kelurahan Karangrejo, atau 5 menit dari kota Banyuwangi ini, dibangun tahun 1784. Orang-orang Tionghoa mendirikan klenteng ini untuk dipersembahkan bagi leluhur mereka: Kongco Tan Hu Cin Jin.
Biokong Klenteng, Sutrisno, menceritakan, Kongco Tan Hu Cin Jin dipercaya sebagai leluhur mereka yang melindungi orang-orang Tionghoa yang bermukim di Blambangan (nama sebelum Banyuwangi) di masa lalu. Karena itu, klenteng ini dinamakan Ho Tong Bio, yang artinya 'Kuil Perlindungan Chinesse'.
Kuil ini juga bisa disebut 'ibu' dari 8 klenteng Tan Hu Cin Jin yang tersebar di Jawa Timur hingga Bali. Diantaranya di Besuki (Situbondo), Probolinggo, Jembrana, Tabanan, Kuta, dan Buleleng. "Klenteng ini yang terbesar sekaligus tertua," cerita Sutrisno atau Li Sin Wed, 74 tahun, yang sudah enam tahun mengabdi untuk klenteng.
Dalam penelitian Claudine Salmon dan Myra Sidharta (2000), diceritakan, bahwa Kongco adalah juragan perahu yang berlayar dari Batavia ke Bali. Namun sebelum sampai Bali, perahunya tenggelam di perairan Blambangan sekitar tahun 1729. Kongco yang memiliki ketrampilan arsitektur diminta untuk membangun istana Kerajaan Blambangan di Macan Putih.
Terkesan dengan keindahan karya Kongco, Raja Mengwi kemudian memanggil Tan Hu Cin Jin untuk membangunkan istana seperti Macan Putih. Istana Mengwi itu masih berdiri sampai sekarang dan dikenal dengan nama Taman Ayun di Tabanan, Bali.
Legenda yang masih hidup di masyarakat Tionghoa saat ini, adalah ketika Kongco menyelamatkan budak-budak Tionghoa yang akan dibawa VOC Belanda ke Batavia menggunakan kapal. Kongco juga dipercaya sebagai seorang tabib yang ramuannya manjur menyembuhkan segala penyakit. Dari jasanya ini, komunitas Tionghoa di Blambangan memutuskan mendirikan rumah penghormatan bagi Tan Hu Cin Jin.
Awalnya rumah penghormatan didirikan di Lateng, Kecamatan Rogojampi, atau sekitar 15 kilometer dari kota Banyuwangi. Namun setelah VOC menguasai Blambangan, rumah penghormatan Kongco ini dipindahkan ke tempat dimana klenteng Ho Tong Bio berdiri saat ini.
Klenteng pemujaan Tan Hu Cin Jin berdiri di 8 daerah lainnya di Jawa Timur dan Bali pada abad-abad berikutnya. Pendirian ini tidak lain karena penyebaran orang-orang Tionghoa yang dulunya bermukim di Blambangan. "Kongco Tan Hu Cin Jin adalah dewa lokal yang tidak ada di negara-negara lain," ujar biokong klenteng, Sutrisno.
Klenteng-klenteng cabang tersebut selalu hadir memeriahkan ulang tahun Klenteng ibu mereka, yang diperingati setiap 14 Maret.
IKA NINGTYAS