Analis dari PT Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih mengemukakan upaya pemerintah dalam mengendalikan harga belum terlihat nyata membuat inflasi masih tetap tinggi. Sementara BI terus menjaga dan melakukan intervensi rupiah menuju penguatan untuk menyerap inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga komoditas (imported inflation).
“Pelaku pasar telah mengantisipasi laju inflasi bulanan diawal tahun ini dibawah 1 persen, bukannya di atas 1 persen,” ujar Lana . Sebelumnya kami memperkirakan bila inflasi lebih dari 1 persen, kemungkinan bank sentral akan menaikkan suku bunga patokan BI rate 25 basis poin. Tetapi BI telah member sinyal bahwa suku bunga acuan BI Rate masih akan dipertahankan di level 6,5 persen pada Rapat Dewan Gubernur BI tanggal 4 Januari nanti.
“Kepusan BI untuk tetap mempertahankan suku bunganya ditengah kemungkinan inflasi mencapai 1 persen akan memberikan sentimen bagi rupiah dipasar dalam jangka pendek,” tutur Lana.
Berbeda dengan bank sentral negara kawasan yang sudah mulai menaikkan suku bunganya untuk meredam inflasi yang dipicu oleh naikknya bahan pangan. Seperti bank sentral Cina yang menaikkan suku bungannya di akhir tahun 2010, bank sental Thailand, India, serta Philipina menyusul bulan kemarin.
VIVA B. KUSNANDAR