Menurut Bambang pengendalian inflasi sehingga bisa lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi akan menjadi fokus pemerintah pada tahun ini. "Pemerintah akan mengeluarkan segala upaya untuk menekan inflasi sesuai dengan target dalam APBN 2011 yang mencapai 5,3 persen," kata Bambang.
Pekan lalu Badan Pusat Statistik mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada 2010 mencapai 6,1 persen melampaui target Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan sebesar 5,8 persen, namun sayangnya capaian ini juga diikuti tingkat inflasi yang bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi, yaitu 6,96 persen.
Sebenarnya, kata Bambang, pemerintah mempunyai dua pilihan, pertama inflasi diturunkan atau pilihan lainnya tingkat pertumbuhan ekonomi dinaikkan. Tapi, kata dia, kalau pertumbuhan tinggi tapi inflasi tidak dijaga dengan baik, memiliki dampak tidak baik untuk distribusi pendapatan. "Akan lebih ideal inflasinya yang dikendalikan," katanya.
Sejumlah langkah harus dilakukan untuk menekan inflasi sehingga tidak melambung tinggi. Bank Indonesia, kata Bambang, harus menjaga inflasi tinggi dalam tingkat yang lebih rendah. Kemudian administered price diminimalkan. "Dan ketersediaan pangan dan stabilisasi harga pangan, harus dimonitor dan dipastikan tidak ada gejolak," ujarnya.
Bambang mengatakan akan lebih bagus bila pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi lagi, yang bermanfaat untuk menekan angka pengangguran. Hanya saja, menurut dia, pertumbuhan ekonomi bakal susah untuk dikatrol lebih tinggi lagi karena adanya hambatan infrastruktur. "Infrastruktur itu salah syarat pertumbuhan ekonomi," kata Bambang.
Atas dasar itu, pada 2011 belanja pemerintah harus fokus pada belanja modal dan infrastruktur sehingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi bisa tercapai. Sejauh ini, pemerintah belum akan merevisi asumsi makro 2011 terkait dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 6,4 persen dan inflasi 5,3 persen. "Ini masih Februari belum ada perubahan," tutur Bambang.
Selain itu, kata Bambang, pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang kemudian diikuti oleh inflasi yang juga tinggi, pun kerap terjadi di banyak negara. "Apalagi sekarang lagi musim inflasi di seluruh dunia. Jadi negara lain seperti India ikut mengalami hal serupa," kata dia.
IQBAL MUHTAROM