Kementerian Perdagangan mencatat harga beras untuk Januari tahun ini mencapai Rp 7.376 per kg. Hingga kemarin harga beras masih lebih tinggi dibandingkan dengan Januari. Pada 8 Februari, harga beras sebesar Rp 7.470 per kg.
Namun, jika dilihat secara harian, harga beras mulai turun. Harga pada 7 Februari, lebih tinggi Rp 10 per kg dibandingkan pada 8 Februari. Pernyataan Sutarto sebetulnya berdasar pada penurunan harga yang terjadi awal musim panen tahun lalu.
Pada 2010, harga beras rata-rata nasional untuk Januari tercatat Rp 6.324 per kg. Bulan berikutnya, harga masih naik hingga Rp 6.419 per kg. Dampak dari awal musim panen mulai terasa pada Maret dimana harga beras turun menjadi Rp 6.316 per kg.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu juga mengatakan harga beras dalam negeri akan berangsur turun. "Februari diharapkan ada berita baik, sebab, akan mulai musim panen," kata dia awal Februari lalu.
Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Khudori, mengingatkan agar penurunan harga yang terjadi tidak terlalu besar. Penurunan harga akan sangat tergantung dari kondisi cuaca dan tingkat serapan Bulog.
"Jika penyerapan gabah atau beras oleh Bulog bagus, maka harga tidak akan jatuh terlalu dalam," ujar Khudori. Namun, kalau cuaca buruk dan penyinaran matahari sedikit, kualitas gabah atau beras akan rendah.
"Bila pada saat yang sama pasar diserbu oleh beras impor yang murah, harga akan jatuh lebih dalam," kata Khudori. Maka, pemerintah harus bisa menjaga harga agar tidak juga merugikan petani.
EKA UTAMI APRILIA