Hypermat baru itu antara lain akan dibuka di Jakarta, Kediri, Ambon, Palembang, Kendari, Banjarbaru, Sidoarjo, Cirebon, Kudus, Semarang, dan Bali.
“Kita akan ekspansi dengan agresif,” kata Danny di Jakarta, Senin (14/2).
Ekspansi MPPA, kata Danny,juga akan difokuskan ke pasar Indonesia bagian Timur. Salah satu wujudnya adalah dengan membuka gerai-gerai Hypermart di sana. “Kita juga berencana membuka gerai di Papua beberapa tahun ke depan,” kata Danny.
Namun, MPPA masih menghadapai kendala dalam melaksanakan ekspansi ke daerah tersebut, khususnya soal distribusi. Infrastruktur di berbagai daerah di Indonesia bagian Timur, kata Danny, tidak memadai untuk menunjang distribusi produk. Oleh karena itu MPPA berniat membangun pusat distribusi di Makassar. “Tapi belum tahu kapan. Mudah-mudahan dua tahun lagi,” katanya.
Baca Juga:
Biaya investasi pembukaan 17 gerai tersebut menelan dana sebesar Rp 1 triliun. “Akan diambil dari anggaran belanja modal (capital expenditure),” kata Hendra Sidin, Direktur Keuangan MPPA. Anggaran belanja modal itu sendiri besarnya Rp 1 triliun. Namun, kata Hendra, anggaran tersebut masih terbuka untuk direvisi.
Hendra mengatakan MPPA tak akan meminjam uang untuk membiayai proyek ekspansi tersebut. “Dana kas hasil divestasi masih cukup untuk membiayai”, kata Hendra.
MPPA memiliki dua unit usaha utama, yakni Matahari Department Store (MDS) dan Matahari Food Business (MFB). Unit usaha MFB membawahi anak perusahaan antara lain Hypermart, Foodmart, dan toko obat dan peralatan medis bernama Boston. Hypermart hingga kini memiliki 51 gerai di 29 kota tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali.
ANANDA BADUDU