TEMPO Interaktif, Jakarta - Gempa berkekuatan 6,1 skala Ritcher mengguncang wilayah penghasil Nikel, Kota Soroako, Sulawesi Selatan, Selasa (15/2) tepat pukul 20.33 WIB. Gempa itu merupakan gema darat sehingga tidak berpotensi tsunami.
Petugas Analisis Gempa Bumi Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Bayu Pranata, mengatakan titik gempa 19 kilometer timur laut Soroako, dengan kedalaman 20,6 kilometer di bawah tanah (sangat dangkal).
“Efek gempa meluas dirasakan hingga Kendari, Sulawesi Tenggara, dan Poso, Sulawesi Tengah,” kata Bayu saat dihubungi Tempo, Selasa (15/2) malam.
Gempa terjadi karena sesar atau patahan matano yang merupakan terusan dari patahan palu koro bergeser. Namun, kata Bayu, belum bisa dipastikan motif pergeseran apakah menyamping atau naik turun. “Kemungkinan besar menyamping,” katanya.
Efek kerusakan pada pusat gempa sekitar 5 MMI (modified mercally intensity), di Poso sekitar 4 MMI, Masamba dan Palopo sekitar 3 MMI, dan wilayah terjauh Kendari 2-3 MMI.
Skala kerusakannya, seperti getaran dirasakan kencang, jendela kaca pecah, pohon tingi bergoyang, bandul lonceng berhenti, orang terbangun, barang di atas meja terlontar, dan daun pintu bergoyang kencang.
“Terjadi kerusakan ringan pada rumah dengan banggunan dan konstruksi yang baik,” kata Ali Imran, petugas analisis gempa lainnya.
Dari lokasi gempa, Suryadin, 32 tahun, saah seorang warga Masamba, mengatakan gempa membuat warga panik. Meski hanya sebentar, sekitar 2-3 detik, warga berlarian ke luar rumah.
“Alhamdulillah bangunan rumah tidak sampai rusak, cuma goyangannya kencang,” katanya saat dihubungi.
Jaringan telekomunikasi, kata dia, tidak terganggu dan aliran listrik sudah menyala setelah sempat beberapa saat padam.
Hamluddin