TEMPO Interaktif,Jakarta:Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memberi sanksi kepada 17 wasit yang sempat memimpin pertandingan Liga Primer Indonesia. Sanksi yang diberikan yaitu mencabut sertifikat atau lisensi sebagai wasit nasional C-1, C-2, dan C-3 dan tidak boleh melakukan aktivitas dalam kompetisi sepak bola di bawah naungan PSSI selama seumur hidup.
Jajaran perangkat pertandingan, seperti wasit, dua asisten wasit, serta wasit cadangan dan pengawas pertandingan yang bertugas di LPI seluruhnya berasal dari korps perwasitan PSSI. Meski begitu, sebagian dari mereka ada yang sudah memasuki usia pensiun dan sebagian lagi adalah wasit-wasit yang berulangkali tidak lulus dari kursus-kursus perwasitan yang diikutinya, atau wasit yang pernah menjalani sanksi dari PSSI.
Direktur Perwasitan PSSI, Bambang Irianto memuji perangkat pertandingan yang tidak bergabung dengan LPI. Wasit-wasit itu di antaranya berasal dari Malang, Djunaedi Effendi dan Sigit, serta tiga wasit Divisi Utama, Suwandi, Iwan Sukoco dan Joni.
"Mereka memutuskan pindah ke Pengcab kabupaten Malang, karena tak ingin terlibat dalam kegiatan Persema Malang yang sudah dicoret dari keanggotaan PSSI," jelas Bambang, Rabu (16/2).
Bambang menjelaskan, banyak perangkat pertandingan yang tetap loyal pada PSSI, dan siap menunggu penugasan dari PT Liga Indonesia dan Badan Liga Sepakbola Amatir Indonesia (BLAI) PSSI.
Sementara, mereka yang diduga bergabung ke LPI, tidak akan dipakai lagi untuk memimpin pertandingan kompetisi Liga Super Indonesia (ISL), Divisi Utama serta kompetisi-kompetisi liga amatir yang dinaungi oleh BLAI PSSI. mereka juga direkomendasikan untuk diberikan sanksi oleh Komdis PSSI.
PSSI sendiri sudah mendapat izin dari FIFA untuk menjatuhkan sanksi atau hukuman terhadap seluruh komponen sepakbola yang terlibat dalam LPI.
Pada akhir Januari lalu PSSI juga secara resmi sudah mengirim surat kepada FIFA mengenai pencabutan rekomendasi terhadap pelatih dan pemain asing yang kedatangannya ke Indonesia berdasarkan mekanisme yang ditetapkan FIFA, namun kini sudah bermain di LPI. Daftar nama pelatih dan pemain asing dengan perilaku tidak terpuji itu sudah disampaikan ke FIFA. Laporan yang sama juga disampaikan ke Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, agar instansi ini segera mengambil tindakan yang diperlukan, yakni mendeportasi mereka secara paksa.
Daftar perangkat pertandingan yang sudah dicabut sertifikatnya dan tidak diperkenankan beraktivitas dalam kompetisi PSSI seumur hidup:
Perangkat Pertandingan: Mujito (Surabaya), Ali (Magelang), Setyo Waluyo (Jakaarta), Ahmadi (Semarang), Karyanto Suyono (Jakarta), Ahmadi (Semarang), Abdul Syukur (Surabaya), Madenuh (Semarang), Tukimin, Ahamdi (Semarang), Ali Mustafa (Bali)
Wasit : Fiator Ambarita (Bandung), Mukhlis Ali Fathoni (Kendal), Taufiq (Bali), Winarno Bachtiar (Mojokerto), Suryadi (DKI), R.A Mas Agus (Surabaya), A. Sukamdi (Nganjuk), Rudiyansah (Tangerang), Muklisin (Semarang), Agus Winardi (Malang), Khalid (Aceh), Sunaryo Joko (Jember), Akhyar (Pasuruan)
Asisten wasit : Sukri AR (Aceh), Nurhasan (Jakarta), Tavip Dwi (DIY), Agus Margunaji (Sleman), Waskito Bekti (Semarang), I Made Mudite (Bali), Azis (Mojokerto), Bahrudin (Magelang), Muhadi (Langsa), Odik (Bekasi), Edi Suprapto (Gresik), Samsul Huda (Mojokerto), Suwarto (Solo), Fatirohman (Banjarnegara), Suroso (Tulungagung), Haris, Deni (Solo), Dede Sarifudin (Jakarta), Mapram (Makassar), Ferianto (Medan), Johanis Joni (Manado), Sopuan (Semarang), Catur, Odik, Sony Alesandro (Semarang).
PSSI-FOOTBALL | bagus wijanarko