Kegiatan tersebut juga diselingi dengan membaca salawat nabi. Tujuannya, untuk memberikan ketenangan batin para santri yang tertekan setelah aksi kekerasan tersebut. Kegiatan tersebut juga diikuti tiga santri yang mengalami luka robek di kepala dan wajah.
Pengurus Pesantren hanya memberikan ceramah agama di dalam masjid. Ceramah agama ini berisi tentang ajakan untuk saling tolong menolong dan menjalin kebersamaan dengan semua golongan. Serta membangun sikap toleransi sesuai yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Ceramah tak menyinggung persoalan kekerasan tersebut.
"Para siswa mengisinya dengan olah raga dan diskusi," katanya. Sedangkan para santri asyik berolahraga sepak bola dan bulu tangkis di dalam kompleks Pesantren. Mereka mengaku tak risau dan takut dengan aksi kekerasan tersebut. Lantaran aksi serupa sering dialaminya sejak lama.
"Mereka sering mengejek dan mengancam," kata siswa kelas 3 SMP, Abdullah Basyin. Siswa asal Surabaya ini menjelaskan jika teman-teman lainnya juga tak terpengaruh aksi kekerasan tersebut. Mereka justru tengah konsentrasi untuk mengikuti ujian nasional agar lulus dengan nilai terbaik. EKO WIDIANTO