TEMPO Interaktif, Jakarta -Dinas Perhubungan DKI akan mulai memasang stiker barcode terhadap angkutan umum pada akhir Februari ini. Pemasangan stiker itu merupakan uji coba pembatasan penggunaan premium sebagaimana perintah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Kementerian Perhubungan.
Barcode dipasang untuk menandai legalitas angkutan umum yang mengisi bahan bakar di pom bensin. “Subsidi bahan bakar hanya diberikan kepada kendaraan plat kuning. Jatahnya satu kali sehari. Berapa liter-nya saya belum tahu,” kata Kepala Dinas Perhubungan DKI, Udar Pristono, Jumat.
Pemasangan barcode dimaksudkan untuk menghindari kecurangan pemilik kendaraan pribadi yang beralih menjadi plat kuning karena ingin mendapatkan jatah premium. Persyaratan menjadi angkutan umum adalah izin operasi harus diajukan oleh perusahaan dan bukan pribadi. Selain itu Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) harus yang dikhususkan untuk angkutan umum dan memiliki izin KIR.
Angkutan yang diuji coba adalah angutan kota M01 sebanyak 269 kendaraan, M01A 124 kendaraan, M01G 16 kendaraan. Semuanya jurusan Senen- Kampung Melayu. Jumlahnya 409 kendaraan.
Uji coba hanya berlaku di 5 SPBU yaitu di SPBU Jalan Jatinegara, Jalan Jatinegara kecil, Jalan Matraman sebelah pom bensin Shell, Jalan Matraman sebelah Gramedia, dan jalan Kramat Raya. Pada Maret, uji coba ini akan dievaluasi dan dilanjutkan dengan mengganti sistem barcode menjadi Radio Frequency and Detefication (RFAD). RFAD ini akan dipasang di angkutan dan ketika memasuki pom bensin akan terdeteksi angkutan ini sudah isi bensin atau belum, jadi tidak bisa curang.
Menurut Pris, barcode juga bisa mendata jumlah angkutan umum. Jadi angkutan yg nakal seperti tidak punya plat nomor, akan kesulitan. "Alatnya disiapkan oleh Kemen ESDM dan Perhubungan.”
Jumlah angkutan umum di Jakarta terdiri dari bus kecil sebanyak 12.984 unit, bus sedang 4.960 unit, dan bus besar 4.507 unit. Taksi berjumlah 24.324 unit, bajaj dan kancil 14.424 unit, dan bus Transjakarta 524 unit dengan 91 di antaranya menggunakan solar. Sebanyak 40 persen angkutan umum di Jabodetabek menggunakan premium.
RENNY FITRIA SARI