TEMPO Interaktif, Jakarta- Royal Bank of Scotland (RBS) mengatakan meningkatnya harga minyak dunia saat ini tidak akan melemahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. RBS optimistis pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan tetap bertahan di kisaran 6,6 persen.
"Kami percaya pada prospek pertumbuhan Indonesia dan berkomitmen untuk membantu klien kami memasuki pasar lokal dan internasional,"ujar Harry Naysmith, Country Executive RBS dalam Economic Outlook Seminar Indonesia 2011 Challenges, Hotel Ritz-Carlton, har ini (8/3).
Menurutnya pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini jauh lebih baik. Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang dalam menghadapi kenaikan harga minyak. Ia mencontohkan, pada 2008, saat Indonesia menghadapi tekanan tingginya harga minyak dunia, Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan PDB sebesar 6 persen.
"Kami menilai kokohnya pondasi perekonomian Indonesia sangat membantu dalam menghadapi tingginya harga minyak," ujar Lim Su Sian, Ekonom Regional RBS.
Pertumbuhan PDB Indonesia secara mengejutkan naik pada kuartal keempat 2010. Naik dalam enam tahun hingga 6,9 persen secara year on year (yoy) dan secara berturut-turut pertumbuhan PDB mencapai 2,6 persen secara quarter on quarter (qoq) yang menampatkannya menjadi salah satu negara dengan laju tercepat dalam satu dekade di bawah Cina pada periode yang sama.
Lim menyarankan, meskipun prospek pertumbuhan Indonesia umumnya mengalami peningkatan, namun perlu diperhitungkan risiko jangka pendek bagi mata uang rupiah.
JAYADI SUPRIADIN