TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional Armida S. Alisjahbana optimis, pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal pertama 2011 bakal mencapai 6,4 persen. Keyakinan itu didasari pada tren pertumbuhan ekonomi kuartal keempat tahun lalu yang mencapai 6,9 persen.
"Momentum itu harus dipertahankan," kata Armida, usai rapat koordinasi ketahanan pangan di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Rabu (9/3).
Hanya saja, kata dia, angka realistis tidak sampai 6,6 persen seperti yang dilontarkan Menteri Keuangan Agus Martowardojo, sebelumnya. Pemerintah, kata dia, belum berani mematok target itu. "6,6 persen itu baru wacana," katanya.
Upaya yang dilakukan pemerintah adalah, menjaga daya beli, konsumsi, dan peningkatan invetasi. "Kalau investasi kita cukup yakin bagus," katanya.
Pada sektor penanaman modal dalam negeri (PMDM) maupun penanaman modal asing (PMA), pemerintah optimistis meningkat.
Berbagai agenda invetasi telah dilakukan pemerintah, seperti di bidang perikanan, dan pertambangan.
Selain itu, pemerintah juga masih menunggu sektor pertanian. Hasil panen raya gabah kering akan diperoleh Maret nanti.
Keyakinan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi diperkuat dengan kecenderungan harga bahan pokok terus turun. Seperti beras, cabai rawit, ikan, daging, dan ayam. "Turun semua," kata Armida.
Satu-satunya yang perlu diwaspadai adalah harga minyak dunia yang sudah menembus angka di atas US$100 per barel.
Sementara beberapa kawasan penghasil minyak di Timur Tengah seperti Libia, masih bergejolak. Di pasar global, muncul perkembangan baru di sektor minyak. Seperti Amerika Serikat, saat ini siap-siap melepas cadangan minyaknya ke pasar global.
Hamluddin