Kamis lalu, SBY dalam pidatonya mengatakan risih menghadapi tekanan dari sejumlah partai politik terkait isu reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II. Sejumlah tekanan itu sendiri datang dari sejumlah partai anggota koalisi pemerintahan seperti Demokrat, PPP, PKB serta PAN. Mereka meminta Presiden mengganti menteri yang berasal dari PKS, dan Golkar.
Permintaan ini terkait dengan sikap PKS dan Golkar yang dianggap sering membelot dari kebijakan koalisi. Mereka meminta, SBY memberikan hukuman terhadap Golkar dan PKS dengan mengurangi jatah menterinya di kabinet.
Didi menambahkan, masukan yang diberikan demokrat pun tak terkait langsung dengan reshuffle. "Sebenarnya masukan kami lebih kepada koalisinya, kalau itu berdampak terhadap reshuffle itu bisa-bisa saja," jelasnya.
Ia pun tetap berharap masukan yang telah diberikan Demokrat kepada SBY tetap didengar dan diperhatikan. Ia yakin, bahwa masukan itu mendapat perhatian SBY. Didi pun mengatakan, bahwa pernyataan SBY kemarin, bukan berarti semuanya sudah final. "Kan kemarin SBY bilang sedang menata ulang, jadi ini belum final, prosesnya masih berjalan," jelasnya.
Febriyan