TEMPO Interaktif, Manado - Puluhan delegasi asing yang akan mengikuti acara seremonial pembukaan kegiatan Asean Regional Forum Disaster Relief Exercise (ARF DiREx) di Kota Manado, Sulawesi Utara, sekitar pukul 09.00 WITA terpaksa harus menunggu di depan pintu masuk.
Petugas pengamanan menahan delegasi tamu asing yang berasal dari Palang Merah Internasional, delegasi Thailand, sebagian delegasi Jepang dan beberapa tamu lainnya karena dianggap terlambat datang ke lokasi acara.
Sempat terjadi adu mulut antara para delegasi asing ini dengan para petugas pengamanan. Pasalnya mereka mengaku telah datang tepat waktu sehingga tidak ada alasan untuk dikatakan terlambat.
Kepala Divisi Penanggulangan Bencana Alam Markas Pusat PMI Arifin Muhammad Hadi yang mendampingi 8 delegasi asing Palang Merah Indonesia juga mengaku heran ketidakbecusan panitia dalam mengkoordinir acara.
Pasalnya, menurut Arifin, para delegasi yang dibawanya ini telah hadir di lokasi acara semenjak pukul 7 pagi atau 2 jam lebih awal dari waktu pembukaan yang dilakukan oleh Wakil Presiden RI Boediono.
"Kami sudah ada di lokasi pembukaan semenjak pukul 7 pagi karena kami merasa undangan yang baik. Tapi ternyata kami ditahan dan disebut justru datang terlambat," ungkap Arifin.
"Padahal ketika kami datang awalnya kami dialasankan karena tidak memiliki cap dari Korem selaku penanggung jawab acara. Padahal tidak ada sama sekali briefing yang diberikan oleh panitia terkait dengan kebijakan tersebut."
Tak hanya delegasi asing, sejumlah kepala daerah yang ikut hadir dalam kegiatan ini juga sempat tertahan di depan pintu masuk karena dianggap datang terlambat.
Para kepala daerah yang tidak bisa masuk tersebut adalah Wali Kota Padang DR H Fauzi Bahar, Bupati Bolmong Timur Sehan Landjar, Bupati Minahasa Tenggara Telly Tjanggulung, Bupati Siau Tagulandang Biaro Tonny Supit, Bupati Minahasa Selatan Eugenia Paruntu dan sejumlah anggota Dewan Provinsi Sulut.
ISA ANSHAR JUSUF