"Kebutuhan biaya pengembangan pada kurun waktu 2010 hingga 2014 di Jabodetabek mencapai Rp 30 triliun, sedangkan kebutuhan secara nasional mencapai Rp 82 triliun," ujar Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono di sela acara seminar Perkeretaapian di Hotel Shangrila, Kamis (17/3).
Pengembangan itu dimaksudkan untuk meningkatkan keselamatan, keandalan perjalanan kereta api, peningkatan kapasitas dan mempersingkat waktu tempuh. "Kami berharap kereta api bisa menjadi tulang punggung transportasi dan mengurangi beban transportasi jalan raya," katanya.
Bahkan saat ini sedang ada kajian untuk membuat jalur kereta api dari Tanggerang yang terhubung dengan bandara udara. "Sehingga nanti akan ada dua jalur kereta api yang terhubung dengan bandara, satu jalur ekspres dari Jakarta dan satunya lagi jalur commuter dari Tanggerang," katanya.
Besarnya biaya itu, menurut Bambang, tidak mungkin hanya dibiayai dengan anggaran pemerintah (APBN). "Kemampuan keuangan pemerintah terbatas," katanya. Sehingga untuk mempercepat pengembangan perkeretaapian itu perlu pelibatan semua pemangku kepentingan. "Pemerintah pusat, daerah, dan swasta juga perlu terlibat," katanya.
Bambang berjanji akan mempermudah pemberian izin pengelolaan kereta api bagi pihak swasta yang berminat.
Baca Juga:
AGUNG SEDAYU