Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Korea Selatan Minta Dukungan Menjadi Ketua UNFCC

image-gnews
Presentasi Al Gore pada pelatihan perubahan iklim di Nashville, Juni 2010
Presentasi Al Gore pada pelatihan perubahan iklim di Nashville, Juni 2010
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Korea Selatan meminta dukungan Indonesia untuk mencalonkan menjadi ketua The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCC) dan tuan rumah penyelenggaraan konvensi pada 2012.

Korea juga mengajak Indonesia berbagi pengalaman karena Indonesia pernah duduk menjadi ketua. Korea mengaku siap dengan sejumlah konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan. "Ada permintaan dukungan secara spesifik,  Korsel  menyatakan  kesiapannya  dan berbagai upaya yang siap dilakukan," kata Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah usai mendampingi Presiden menerima utusan khusus Presiden Korea Selatan di Kantor Presiden, Rabu 30 Maret 2011.

Presiden Yudhoyono menerima utusan khusus Presiden Korea Selatan, Han Seung Soo yang sebelumnya menjabat sebagai perdana menteri Korea Selatan sejak  tahun 2008. Kedatangan Han Seung khusus untuk membawa satu surat dari Presiden Lee Myung Bak yang diberikan secara langsung kepada presiden RI. Dalam kesempatan itu, Presiden Yudhoyono didampingi Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dan Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta.

Faizasyah memaparkan ada dua negara yang akan mencalonkan diri menjadi ketua United Nations Framework Convention on Climate Change, yaitu Korea Selatan dan Qatar. Sejak 2006, Indonesia pernah menjadi mediator pencalonan kedua negara dan belum ada titik terang dalam pelaksanaannya.

Meski Indonesia belum bersikap soal dukungan itu. Presiden Yudhoyono menanggapi secara positif permintaan dan penyampaian dari pihak Korea Selatan. Pemerintah Korea memiliki banyak kesamaan dengan prioritas pemerintah saat ini. "Saya garisbawahi di sini kita belum pernah memberikan satu statement dukungan kepada satu negara, apakah itu Qatar. Namun dari pembahasan tadi banyak hal positif yang dapat kita simak terkait dengan kesiapan Korsel," katanya.

Jika Korea akan maju, Presiden Yudhoyono mengingatkan faktor kepemimpinan penting sekali dalam membawa perbaikan. Hal itu berkaitan Indonesia yang berpengalaman melahirkan Bali Plan of Action, road map ke depan. Faizasyah mengakui dalam satu tahun ke depan adalah masa yang kritis, kritis bukan dalam arti negatif, tapi satu masa yang perlu diisi dengan satu komitmen baru karena Kyoto Protocol sudah akan berhasil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bali Road Map, kata dia, masih terus dinegosiasikan, jadi perlu satu negara yang bisa memiliki satu kepemimpinan yang kuat yang memiliki komitmen terhadap masalah lingkungan dan memiliki semacam visi ke depan. "Yang penting, bagaimana merumuskan Bali Road Map dalam satu kerangka kerjasama yang bisa diterima negara parties, negara anggota UNFCC. Kita melihat Korsel memiliki kapasitas untuk itu," katanya.

Indonesia, kata Faizasyah, juga tetap akan berusaha, dengan berbagai lobi. Indonesia memiliki kapasitas, karena telah membawa anggota lain menyepakati agenda yang di Copenhagen  tidak berhasil dilakukan. "Di Mexico sendiri ada hasil, tapi  sekarang kepemimpinan  beralih ke negara asia, bagaimana asia memainkan satu peranan,  Indonesia siap  berkontribusi dan memastikan keberhasilan keketuaan apabila  ternyata dukungan terhadap Korsel meluas," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Faizasyah menambahkan, pertemuan  juga membahas  kerja sama Korsel dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Tengah dalam konteks reduction emission for deforestation and destruction (REDD). Menurut Faizasyah, itu  proyek kerja sama rintisan dengan  skema  untuk mengurangi emisi. "Ada satu institut yang dikembangkan di Korsel  bernama Double Green Growth Institute, mereka  akan aplikasikan apa yang mereka pelajari dan kembangkan dalam kerjasama dengan Kaltim," ujarnya.

Kerjasama yang direncanakan juga beragam, seperti bagaimana melestarikan hutan yang  diimbangi  penyediaan lapangan kerja. Agar  masyarakat di daerah  bisa jadi bagian  pelestarian lingkungan. "Sehingga komitmen kita untuk tidak melakukan deforestation bisa diimplementasikan," katanya.

EKO ARI WIBOWO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kasus PLTU Buleleng, Hakim Diminta Akomodasi Isu Perubahan Iklim

26 Juni 2018

PLTU Celukan Bawang. Facebook.com
Kasus PLTU Buleleng, Hakim Diminta Akomodasi Isu Perubahan Iklim

Aktivis lingkungan meminta hakim mengakomodasi dampak perubahan iklim ketika menyidangkan gugatan izin pembangunan PLTU batubara.


Stephen Hawking: Keputusan Trump Bisa Mengubah Bumi Jadi Venus

4 Juli 2017

Stephen Hawking, di kota New York, 2016. Hawking dikenal sebagai penemu teori Big Bang dan Black Hole, dari bukunya The Biref History of Time. Getty Images/Bryan Bedder
Stephen Hawking: Keputusan Trump Bisa Mengubah Bumi Jadi Venus

Stephen Hawking menilai tindakan Trump mundur dari Kesepakatan Iklim Paris bisa membuat Bumi menjadi seperti Venus dengan suhu 250 derajat.


Dunia Kecam Keputusan Trump Tarik AS dari Perjanjian Iklim Paris

2 Juni 2017

Presiden AS Donald Trump mengumumkan keputusannya bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris, di Taman Mawar Gedung Putih di Washington, AS, 1 Juni 2017. REUTERS/Joshua Roberts
Dunia Kecam Keputusan Trump Tarik AS dari Perjanjian Iklim Paris

Para pemimpin dunia mengecam keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menarik AS dari perjanjian iklim Paris 2015.


Donald Trump Umumkan AS Mundur dari Perjanjian Perubahan Iklim

2 Juni 2017

Presiden Donald Trump berbicara selama reli di Kentucky Exposition Center, di Louisville, 20 Maret 2017. AP/John Minchillo
Donald Trump Umumkan AS Mundur dari Perjanjian Perubahan Iklim

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa AS menarik diri dari perjanjian perubahan iklim yang disepakati di Paris pada 2015.


Elon Musk Tinggalkan Trump Jika AS Keluar dari Kesepakatan Paris

1 Juni 2017

Elon Musk, miliarder yang menjadi CEO dua perusahaan, yaitu mobil listrik dan pembuat roket SpaceX, menegaskan ia membeli mobil di lelang bulan lalu. Maxine Park USA TODAY
Elon Musk Tinggalkan Trump Jika AS Keluar dari Kesepakatan Paris

Elon Musk mengumumkan jika Presiden Trump mundur dari kesepakatan internasional Paris, dia akan mundur dari semua dewan penasihat Gedung Putih.


Teken Paris Agreement, Indonesia Harus Ajak Aktor Non-Negara

23 April 2016

Presiden Joko Widodo saat memberikan pidato dalam pertemuan KTT Perubahan Iklim (COP21), Paris, Prancis, 30 November 2015. dok. biro pers dan media istana
Teken Paris Agreement, Indonesia Harus Ajak Aktor Non-Negara

Setelah meneken Paris Agreement, pemerintah harus implementasikan pembangunan rendah karbon.


170 Negara Teken Paris Agreement, Arab Saudi Masih Nunggu

23 April 2016

Ratusan aktivis lingkungan mengatur tubuh mereka untuk membentuk tulisan pesan harapan di depan Menara Eiffel di Paris, Prancis, 6 Desember 2015. Aksi ini bersamaan dengan diselenggarakannya Konferensi Perubahan Iklim Dunia 2015 (COP21) terus di Le Bourget, Prancis. REUTERS/Benoit Tessier
170 Negara Teken Paris Agreement, Arab Saudi Masih Nunggu

Respon terbaru dunia terhadap peningkatan suhu, naiknya permukaan air laut dan dampak lain dari perubahan iklim.


Realisasikan COP 21, KLHK Gelar Festival Iklim di JCC  

1 Februari 2016

Mantan Sekretaris Jenderal DPD RI, Siti Nurbaya Bakar. TEMPO/Subekti.
Realisasikan COP 21, KLHK Gelar Festival Iklim di JCC  

KLHK menggelar Festival Iklim di Jakarta Convention Center (JCC) pada 1-4 Februari 2016, agar semua pihak mengerti kesepakatan COP 21 di Paris.


Festival Iklim Paparkan Langkah Lanjut Kesepakatan Paris

31 Januari 2016

Presiden Joko Widodo disambut Presiden Prancis Franqois Hollande dalam Leader Event KTT Perubahan Iklim Paris 2015 (COP) 21, 30 November 2015. TEMPO/Agustina Widiarsi
Festival Iklim Paparkan Langkah Lanjut Kesepakatan Paris

Festival pada 1-4 Februari ini diadakan KLHK, Pemerintah Norwegia dan UNDP Indonesia.


Siti Nurbaya: Indonesia Siap Jalankan Paris Agreement  

18 Desember 2015

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memberikan keterangan pers terakit pengumuman nama perusahaan pembakar lahan dan hutan di Jakarta, 18 September 2015. Siti Nurbaya mengatakan 20 perusahaan nasional juga tengah diselidiki aparat kepolisian. ANTARA/Muhammad Adimaja
Siti Nurbaya: Indonesia Siap Jalankan Paris Agreement  

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya pastikan Indonesia akan jalankan Kesepakatan Paris atau Paris Agreement.