TEMPO Interaktif, Brebes - Ekpor komoditas pertanian asal Kabupaten Brebes berhenti sejak memasuki awal tahun 2011 lalu. Negara penerima hasil pertanian meminta agar kualitas sejumlah komoditas yang selama ini diproduksi memenuhi standar kebutuhan konsumen.
“Saat ini kami sedang merancang standar operasional dan kualitas hasil yang dibutuhkan oleh negara Singapura sebagai penerima,” ujar Kepala Bidang Agribisnis Dinas Pertanian Perkebunan Dan Kehutanan Kabupaten Brebes, Gatot Rudiono, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin 11 April kemarin.
Menurut Gatot, sebelumnya petani Brebes telah mengekport sejumlah sayur dan buah berupa melon merah, jagung manis dan terong ungu ke Singapura, namun kegiatan ini dihentikan sementara oleh ekportir dengan alasan pada uji coba pengiriman mengalami hambatan kualitas hasil panen yang belum memenuhi standar konsumsi konsumen.
Berhentinya ekpor hasil pertanian ini dinilai belum berdampak terhadap petani Brebes yang saat ini mengalihkan hasil panennya ke pasar dalam negeri yakni pasar induk Kramatjati Jakarta. Rata-rata kebutuhan pasar tersebut mampu menyerap 15 ton jenis terong unggu dan jagung manis asal Brebes hingga 15 ton per pekan. “Masih aman dari kerugian, meski harga jual lebih rendah dibanding saat eksport,” ujar Gatot menambahkan.
Sementara itu Kepala Seksi Pemasaran Hasil Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Brebes, Sodikin meminta agar berhentinya eksport hasil panen ini menjadi catatan bagi petani Brebes.
“Ini jadi bahan evaluasi agar petani mampu memproduksi hasil yang benar-benar mampu bersaing,” ujar Sodikin.
Ia tak memungkiri berhentinya ekport ini akibat kualitas hasil panen petani Brebes yang kurang sempurna. “Contohnya terong unggu warnanya pudar serta bentuknya masih bengkok,” katanya.
Menurut Sodikin, pada awal ekport yang dilakukan pada akhir bulan Oktober lalu, petani Brebes mampu mengirimkan 10,2 ton melon merah dan 15 ton jagung manis setiap pekan dengan harga masing-masing komoditas mencapai dua kali lipat dari harga pasaran dalam negeri “Biasanya harga melon merah hanya Rp 5 ribu per kilo begitu pula jagung manis hanya Rp2500 hingga Rp 3 ribu namun harga jual ekpor bisa mencapai dua kali lipatnya,” katanya.
Ia berharap, eksport hasil pertanian ini bisa dilanjutkan kembali seiring dengan kesepakatan antara ekportir dan petani yang telah difasilitasi oleh pemerintah daerah brebes pada 7 April lalu.
EDI FAISOL