Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sampah Tsunami Jepang Akan Sampai di Hawaii Tahun Depan  

image-gnews
Rumah, mobil dan puing-puing hanyut akibat gelombang pasang tsunami di Kesennuma, Prefektur Miyagi, Jepang utara, setelah gempa bumi kuat menghantam wilayah tersebut, Jumat (11/3). AP/ Nakane Keichi, The Yomiuri Shimbun
Rumah, mobil dan puing-puing hanyut akibat gelombang pasang tsunami di Kesennuma, Prefektur Miyagi, Jepang utara, setelah gempa bumi kuat menghantam wilayah tersebut, Jumat (11/3). AP/ Nakane Keichi, The Yomiuri Shimbun
Iklan
TEMPO Interaktif, Manoa - Gelombang tsunami besar yang dipicu oleh gempa Tohoku bermagnitudo 9 pada 11 Maret 2011 telah menghancurkan kota-kota di pesisir pantai dekat Sendai di Jepang hingga nyaris rata dengan tanah. Puing-puing ribuan rumah dan mobil yang hancur dihanyutkan gelombang tinggi ke laut. Gunungan sampah itu akan melintasi Samudra Pasifik dan "terdampar" di berbagai pantai di Amerika Serikat.

Nikolai Maximenko dan Jan Hafner dari International Pacific Research Center, University of Hawaii, Manoa, membuat proyeksi daerah yang akan dituju oleh sampah tsunami tersebut. Mereka mengembangkan model simulasi berdasarkan perilaku pelampung hanyut di laut selama bertahun-tahun untuk tujuan ilmiah.

Awalnya puing-puing itu menyebar ke arah timur dari pantai Jepang di pusaran arus subtropis Pasifik Utara. Dalam setahun, Northwestern Hawaiian Islands Marine National Monument akan melihat serpihan sampah itu tersapu ke pantainya. Dalam dua tahun, kepulauan Hawaii lainnya akan menyaksikan efek sampah tsunami itu. "Dalam tiga tahun, gunungan sampah kayu, plastik, besi, dan sebagainya itu akan mencapai pantai barat Amerika Serikat, menumpahkan puing-puing tersebut ke pantai-pantai California dan pantai British Columbia, Alaska, dan Baja California," kata Maximenko.

Sampah tsunami itu kemudian akan terbawa arus menuju "pulau sampah" North Pacific Garbage Patch. Di sana, puing itu akan mengapung dan patah-patah menjadi serpihan yang makin kecil.

Dalam lima tahun, pantai-pantai di Hawaii akan kembali mendapat serangan puing yang lebih kuat dan lama dibanding sampah tsunami yang mampir sebelumnya. Sebagian besar puing sampah itu akan meninggalkan North Pacific Garbage Patch serta berakhir di pantai-pantai dan terumbu karang Hawaii.

Proyeksi model ini dapat dimanfaatkan untuk membantu menyusun dan memandu operasi pembersihan dan pelacakan gerakan sampah itu. Pelacakan akan sangat penting untuk memastikan apa yang terjadi pada beragam material dalam puing tsunami itu. Misalnya bagaimana komposisi tumpukan puing berubah bersama perjalanan serta bagaimana angin dan arus memisahkan obyek yang hanyut pada kecepatan berbeda.

Sebelum gelombang tsunami besar menghancurkan kota-kota pantai di Jepang, samudra dunia telah menjadi tempat sampah untuk berbagai sampah yang terbawa dari sungai, sampah yang terdampar ke pantai, sampah yang dibuang oleh anjungan minyak dan gas di tengah laut, serta sampah nelayan, turis, dan kapal-kapal niaga. Puing sampah laut ini telah menjadi masalah serius bagi ekosistem laut, perikanan, dan perkapalan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam pemaparan yang disampaikan dalam International Marine Debris Conference V di Hawaii, Maximenko menggelar sebuah lokakarya yang merupakan kesaksian betapa besarnya masalah sampah laut itu. Gunungan puing terkonsentrasi yang diciptakan oleh tsunami setinggi 10 meter itu kini memperbesar bahaya tersebut.

Studi yang dilakukan Maximenko terhadap transportasi dan arus samudra itu memprediksi bahwa terdapat lima wilayah utama dalam samudra dunia yang akan menjadi tempat berkumpulnya sampah tersebut bila puing itu tidak tersapu ke pantai atau tenggelam ke dasar laut, terurai atau tertelan oleh satwa laut. Kawasan itu akan menjadi "petak-petah sampah."

North Pacific Garbage Patch telah masyhur sebagai pulau sampah di Pasifik Utara. Beberapa tahun lalu, North Atlantic Patch telah terbentuk, dan petak-petak sampah baru juga ditemukan di Atlantik Selatan, Samudra Hindia Selatan, dan Pasifik Selatan. "Peta pemodelan ini menunjukkan di mana puing sampah laut yang mengapung itu dapat dibersihkan," ujarnya.

TJANDRA DEWI | SCIENCEDAILY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

25 Februari 2024

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono bersama (kiri-kanan) Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Hubungan Luar Negeri Edy Putra Irawady, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Victor Gustaaf Manoppo dan Staf Khusus Bidang Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik Wahyu Muryadi memberikan keterangan kepada wartawan terkait Pengelolaan Hasil Sedimentasi di Laut di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Rabu, 31 Mei 2023. Tempo/Tony Hartawan
KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

Sejak penerapan sanksi administratif di sektor kelautan dan perikanan, KKP menyebut kebijakan tersebut mampu meningkatkan efek jera.


Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

27 Januari 2024

Pakar bidang ilmu pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan Yonvitner dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan  dan Ilmu Kelautan IPB University pada Sabtu, 27 Januari 2024 di Bogor, Jawa Barat.  Foto: Istimewa
Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

Pakar ilmu pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan, Yonvitner dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.


Menteri Trenggono Ungkap Fokus KKP di 2024: Masih Program Ekonomi Biru

11 Januari 2024

Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Andalas (Unand) Sakti Wahyu Trenggono saat diwawancarai awak media di Padang, Selasa, (31/10/2023). ANTARA/Muhammad Zulfikar.
Menteri Trenggono Ungkap Fokus KKP di 2024: Masih Program Ekonomi Biru

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan prioritas KKP tahun ini masih fokus pada pelaksanaan program-program berbasis ekonomi biru.


Pencapaian Konas Pesisir XI jadi Masukan Perubahan UU Kelautan

28 November 2023

Pencapaian Konas Pesisir XI jadi Masukan Perubahan UU Kelautan

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono membuka Konferensi Nasional XI Pengelolaan Sumber Daya Laut


Disentil Ganjar, Apa Kabar Janji Tol Laut Jokowi?

10 November 2023

Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo menyampaikan pandanganya saat acara Pidato Calon Presiden Republik Indonesia bertajuk Arah dan Strategi Politik Luar Negeri di Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta, Selasa, 7 November 2023. Dalam pidatonya Ganjar menyinggung minat anak muda untuk masuk ke dunia politik masih sangat sedikit hingga potensi lumbung pangan Indonesia akan keranah Internasional. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Disentil Ganjar, Apa Kabar Janji Tol Laut Jokowi?

Bakal calon presiden Ganjar Pranowo mengkritik sektor maritim tanah air.


BMKG Ajak Kolaborasi Data Kelautan Dunia untuk Mitigasi Perubahan Iklim

30 Oktober 2023

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. (BMKG)
BMKG Ajak Kolaborasi Data Kelautan Dunia untuk Mitigasi Perubahan Iklim

Ketersediaan data dan informasi yang akurat mengenai laut menjadi salah satu bentuk mitigasi dampak perubahan iklim.


Jokowi Mau Lanjutkan Hilirisasi ke Sektor Perkebunan hingga Kelautan

24 Oktober 2023

Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat ditemui di Senayan, pada Selasa, 24 Oktober 2023. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Mau Lanjutkan Hilirisasi ke Sektor Perkebunan hingga Kelautan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan progran hilirisasi bakal berlanjut.


Mengenal Ocean Young Guards, Komunitas Mahasiswa Unpad Penjaga Ekosistem Laut

22 Oktober 2023

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran atau Unpad yang tergabung dalam komunitas Ocean Young Guards. Dokumentasi: Unpad.
Mengenal Ocean Young Guards, Komunitas Mahasiswa Unpad Penjaga Ekosistem Laut

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran atau Unpad mendirikan komunitas Ocean Young Guards.


RI Bakal Gelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan, Bahas Isu Iklim hingga Pencemaran

20 Juli 2023

(Dari kiri) Kabiro Komunikasi Kemenko Marves Andreas Dipi Patria, Sekretaris Kemenko Marves Ayodhia  G. L. Kalake, Plt. Asdep Delimitasi Zona Maritim dan Kawasan Perbatasan Kemenko Marves Sora Lokita, dan Senior Advisor for Climate and Environmental Governance AIS Program Manager Abdul Wahib Situmorang dalam konferensi pers di kawasan Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis, 20 Juli 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari.
RI Bakal Gelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan, Bahas Isu Iklim hingga Pencemaran

Pemerintah akan menggelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan (Archipelagic and Island States/Ais Forum) pada 10-11 Oktober 2023 di Bali. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Kemenko Marves menyebut, forum tersebut akan menghadirkan delegasi dari 51 negara anggota Ais Forum.


Siapa Pasang Pagar di Laut Tangerang? Dinas Perikanan, Kelautan dan Polairud Banten Tak Ada yang Tahu

23 Juni 2023

Pematokan laut dengan cara dipagar bentangan batang bambu sepanjang 400 meter menyebabkan  nelayan pesisir Desa Jenggot  Kecamatan Mekar Baru Kabupaten Tangerang  tak bisa melaut. FOTO: istimewa
Siapa Pasang Pagar di Laut Tangerang? Dinas Perikanan, Kelautan dan Polairud Banten Tak Ada yang Tahu

Pagar bambu memagari wilayah laut di peraiaran Kabupaten Tangerang. Memanjang hingga berkilo-kilometer. Tidak ada yang tahu siapa yang pasang.