Salah seorang pedagang bernama Aril, 40 tahun, mengaku mengalami kerugian besar karena barang daganganya berupa pisang mulai membusuk di pelabuhan. “Saya bawa 200 tandan, sudah tiga hari ini belum bisa diberangkatkan, akibatnya pisang saya sudah tak laku,” ujar Aril kepada Tempo, Kamis (21/4).
Ia mengatakan, seluruh pisangnya sudah tak layak dijula karena sudah terlalu masak sedangkan pisang yang mau dijual adalah jenis pisang untuk digoreng. “Orang tak suka kalau pisang goreng terlalu masak,” katanya.
Kerugian paling parah dialami para pedagang sayur –sayuran. Yus, pedagang sayur-saturan dari Pasar Inpres Manonda Palu Barat misalnya, satu ton dagangan berupa tomat, wortel, kol sayur bayam dan kangkung yang akan ia bawa ke Balikpapan, kini membusuk. “Sayur itu hanya bertahan empat hari setelah itu sudah tak layak jual,” ujar Yus.
Bahkan, ratusan padagang ini tambah kecewa karena hari ini kantor PT ASDP Taipa, juga tutup. “Kami tidak tahu kapan ada kepastian kapal berangkat,” ujar Aril.
Padahal, menurut dia, tiap pedagang sudah membayar ongkos Rp 32 ribu per koli dagangannya. Rata-rata tiap sekali berangkat, pedagang mengeluarkan Rp 1 juta untuk untuk satu truk barang.
DARLIS