Pertumbuhan ekonomi yang dinilai Lembaga Moneter Internasional (IMF) terlalu cepat, menurut Hatta, sama sekali tidak sesuai. Kenaikan pertumbuhan ekonomi dari 6,1 persen pada tahun lalu menjadi 6,4 persen dinilai Hatta masih dalam skala normal.
Bahaya inflasi, kata Hatta, juga merupakan hal yang ditakutkan banyak negara. "Dunia kan juga mengalami hal itu." Selain itu, Hatta juga menilai penguatan rupiah merupakan hal positif yang harus disambut.
Meski masih aman dari overheating, Hatta mengakui pemerintah masih mewaspadai 3 hal. Pertama, laju inflasi, dan pemerintah berupaya menjaganya dengan terus berkoordinasi dengan daerah agar tekanan inflasi tidak terjadi.
Pengaturan harga di daerah tetap menjadi perhatian pemerintah agar angka inflasi tetap bisa dikendalikan.
Kedua, ketidakpastian harga pangan. Pemerintah mengantisipasi lonjakan harga pangan yang tak terkendali pemerintah kat Hatta terus mengawasi dan menjaga harga pangan tetap stabil.
Terakhir, pemerintah masih mewaspadai ketidakpastian harga minyak dunia. Harga minyak rata-rata pada kuartal pertama tahun ini sudah mencapai US$ 101,21 per barel. Bahkan, untuk Maret harga minyak berada pada US$ 104,49 per barel.
"Ini perlu diwaspadai. Jauh di atas perkiraan," ujar Hatta lagi.
Selain itu, untuk mengantisipasi derasnya capital inflow, Hatta menyatakan pemerintah terus berupaya mengarahkan dana asing yang masuk terserap dalam obligasi jangka menengah panjang. "Kita terus melakukan kajian untuk ini," katanya.
IRA GUSLINA