TEMPO Interaktif, Jakarta - Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak mengatakan, usulan konsorsium pembangunan ruas tol Serangan-Tanjung Benoa, Bali saat ini tengah dikaji. Pemerintah saat ini menunggu usulan tersebut.
"Semuanya masih dalam proses, karena masih ada pembahasan dengan sistem right to match. Jadi kita tunggu saja," kata Hermanto di Jakarta, Rabu (27/4).
Sebelumnya, Badan Pengatur Jalan Tol merencanakan untuk membuka tender pembangunan jembatan tol Serangan–Tanjung Benoa senilai Rp 1,9 triliun pada Mei 2011 dengan target penyelesaian 2013 bertepatan dengan pelaksanaan APEC Summit di Bali nanti.
Adapun skema tender dengan sistem terbuka dan memprioritaskan konsorsium BUMN sebagai inisiator dalam pembangunan ruas tol tersebut. Artinya, konsorsium memiliki diberikan keistimewaan dalam tender. Namun jika ada investor lain yang tertarik dan menang tender maka mereka harus mengganti hasil kajian konsorsium tersebut.
Ruas tol Tanjung Benoa Badung rencananya akan dibangun melewati hutan bakau sepanjang 2 kilometer dan menyusuri tepi pantai sepanjang 2,3 kilometer atau 5,40 hektare.
Sementara badan jalan di Pulau Serangan melewati PT BTID sepanjang 2,6 kilometer atau 1,70 hektare. Sedangkan untuk jembatan akan dibangun pada aliran Selat Benoa, Selat Badung, dengan panjang alur 350 meter.
Untuk bentang utama jembatan 2x140 meter dengan ambang batas bawah 35 meter dan ambang atas 45,919 meter. Panjang jalan dan jembatan seluruhnya 9,91 kilometer.
SUTJI DECILYA