Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Petani Dieng Keluhkan Anjloknya Harga Kentang

image-gnews
Petani kentang di Desa Dieng Kulon Kecamatan Batur, Dieng, Banjarnegara sedang memanen. TEMPO/Aris Andrianto
Petani kentang di Desa Dieng Kulon Kecamatan Batur, Dieng, Banjarnegara sedang memanen. TEMPO/Aris Andrianto
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Curah hujan tinggi, penyakit busuk batang dan masuknya kentang impor dari Cina membuat petani kentang Granolla dari Gunung Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah mengalami kerugian. Harga kentang asal Dieng tersebut anjlok.

“Sudah dua minggu ini, harga kentang terus turun,” terang Alif Rahman, 43 tahun, petani kentang dari Desa Banjar Kulon Kecamatan Batur, Dieng, Banjarnegara, Jumat, 29 April 2011.

Alif mengatakan kentang Granolla yang banyak ditanam di Dieng kini harganya turun drastis. Saat ini, harga kentang hanya Rp 5.400 per kilogram. Sebelumnya, kentang yang banyak digunakan di restoran cepat saji itu, harganya bisa mencapai Rp 7 ribu perkilogram.

Sementara, kentang dengan kualitas medium, harganya juga mengalami penurunan dari Rp 5 ribu menjadi Rp 4.500 per kilogram. “Rata-rata per kilogram turun hingga Rp 500 dalam dua minggu ini,” imbuhnya.

Alif mengatakan jatuhnya harga kentang disebabkan makin banyaknya kentang impor dari Cina dan Vietnam. Selain itu, petani kentang dari daerah lain juga sudah mulai melakukan panen.

Ia menambahkan biasanya satu hektare lahan kentang mampu menghasilkan 30 ton. Namun, saat ini, produksi kentang tiap hektarnya turun hingga setengahnya atau 15 ton per hektarnya.

Selain impor, penurunan harga kentang juga disebabkan oleh serangan bakteri phitoptera investan. Bakteri ini membuat batang menjadi layu dan daun kentang menjadi kering.

Serangan bakteri tersebut membuat petani menambah dosis pupuk kimianya. Padahal, pupuk kimia di dataran Dieng sudah sangat tinggi kadarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Petani kentang lainnya, Winardi, 55 tahun, mengatakan penurunan harga kentang sudah dimulai sejak sebulan lalu. “Tapi, baru dua minggu ini yang mengalami penurunan drastis,” katanya.

Ia mengatakan anjloknya harga kentang disebabkan petani kentang dari daerah lain sudah mulai panen raya. Ia menyebutkan petani dari Bromo dan Pemalang sudah mulai panen kentang saat ini.

Menurutnya, harga yang anjlok tentu memengaruhi pendapatan petani. "Jelas pendapatan menjadi turun. Pendapatan mengalami penurunan sampai Rp1.600 per kg. Jadi, kalau dapatnya 1 ton maka pendapatan berkurang hingga 1,6 juta," ujarnya.

Selain itu, hasil panenan juga merosot tajam akibat serangan penyakit layu batang sehingga membuat produksi anjlok. "Kalau biasanya dari lahan garapan 400 meter persegi bisa mendapatkan 1,5 ton, kini hanya memeroleh 4 kuintal. Itu saja banyak yang membusuk," jelas Winardi.

ARIS ANDRIANTO

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

2 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

4 hari lalu

Seorang pekerja mengangkut pupuk urea bersubsidi dari Gudang Lini III Pupuk Kujang di Pasir Hayam, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (ISTIMEWA)
Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.


Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

4 hari lalu

Seorang pembeli memilih buah Manggis yang dijajakan masyarakat di jalan nasional menuju Banda Aceh, di kawasan Meureudu, Kec. Simpang Tiga, Kab. Pidie, Aceh. Selasa (10/7). ANTARA/Rahmad
Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.


Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

15 hari lalu

Warga melihat kondisi bangunan yang terseret banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Sabtu, 6 April 2024. Data Nagari Bukik Batabuah menyebutkan  banjir lahar dingin  yang terjadi pada Jumat (5/4) itu menerjang 17 unit mobil dan sejumlah motor dan 40 rumah, tiga di antaranya rusak berat, serta areal pesawahan dan memutus sementara jalan alternatif mudik Pekanbaru - Padang.   ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.


Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

27 hari lalu

Pemandangan sawah teras siring di Jatipurno Wonogiri. Maps.Google/Novi Ardianto
Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.


Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

29 hari lalu

Presiden RI Jokowi (tengah mimbar) didampingi Menteri Pertanian, Bupati Sigi dan Gubernur Sulawesi Tengah meresmikan rehabilitasi dan rekonstruksi Bendung D.I Gumbasa dengan membunyikan sirene secara bersama-sama. (ANTARA/Moh Salam)
Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.


Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

30 hari lalu

Petani memanen padi di Padangan, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis 7 Maret 2024. Sekitar 20 hektare lahan pertanian di kawasan itu terdampak banjir akibat tanggul waduk jebol. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.


Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

38 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur


Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

41 hari lalu

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.


Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

51 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.