Ketua Asosiasi Pasar Tani Harmanto mengatakan, di Jawa Tengah ada dua kota yang diminta membuat pasar tani, yaitu Surakarta dan Magelang. “Pasar tani diharapkan didirikan untuk mendekati konsumen. Seperti Solo yang sebenarnya tidak punya lahan pertanian, tapi banyak konsumennya,” terangnya kepada Tempo di sela pembukaan pasar, Jumat, 6 Mei 2011.
Pasar tani akan mempertemukan produsen dengan konsumen secara langsung. Asosiasi beranggotakan petani, peternak, pengusaha kuliner, tanaman hias, dan sebagainya. Dari 60 anggota, baru 22 orang yang bisa berjualan mengingat keterbatasan lokasi.
Sementara ini, pasar tani hanya buka tiap Jumat mulai pukul 8 pagi hingga 4 sore di halaman kantor Dinas Pertanian Surakarta. Dia menyatakan yang bisa berjualan tidak harus warga Solo, melainkan seluruh anggota asosiasi.
Karenanya, anggota asosiasi yang bertani atau berkebun sayur dapat memasarkan produknya di pasar tani. Dia berharap kehadiran pasar tani dapat memudahkan masyarakat yang ingin berbelanja hasil-hasil pertanian.
Kepala Dinas Pertanian Surakarta Weni Ekayanti menyatakan, pihaknya akan menambah waktu operasional pasar. Misalnya Sabtu dan Minggu bisa berjualan di sekitar Balekambang, sehingga cepat dikenal masyarakat.
“Tujuan kami membuka pasar tani untuk pemberdayaan ekonomi anggota asosiasi. Terutama menyediakan tempat menjual produk hasil pertaniannya,” jelasny. Dia mengakui jika saat ini yang banyak dijual adalah makanan olahan.
Untuk itu, dia berharap ada perbedaan dengan makanan olahan yang dijual pedagang kaki lima. Misalnya makanan olahan yang berasal dari produk pertanian seperti singkong dan melinjo.
Selain itu, asosiasi bisa bekerja sama dengan petani di luar daerah seperti Karanganyar dan Sragen agar produk pertanian seperti buah-buahan dan sayur mayur juga bisa dijual di pasar tani.
UKKY PRIMARTANTYO