Deny mengatakan, investor asal Cina sudah mengajukan proposal ke Bappeda untuk membangun pelabuhan khusus untuk industri di lokasi itu dengan menggandeng pengusaha tambang lokal di Sukabumi. Pelabuhan itu nantinya ditujukan untuk mengangkut hasil tambang pasir besi titanium lewat laut.
Nilai investasi untuk membangun pelabuhan khusus itu diperkirakan mencapai trilunan rupiah. “Di atas Rp 1 triliun investasinya ,” kata Deny.
Dia mengatakan, secara bertahap, penambang pasir besi titanium itu akan diminta untuk menbangun industri pengolahan hasil tambang itu. Dia beralasan, ini untuk mencegah agar hasil tambang itu dibawa mentahannya saja. “Diolah dulu, apapun bentuknya, supaya ada penyerapan tenaga kerja,” katanya.
Selain bisa menampung tenaga kerja, kata Deny mengatakan, pasir besi yang ditambang di pesisir selatan Jawa Barat itu punya nilai ekonomi tinggi karena mengandung titanium.
Dia mengatakan, pemerintah Jawa Barat memiliki sample yang diambil di sejumlah tempat di antaranya di Sukabumi dan Garut, kadar titaniumnya lebih dari 8 persen. ”Titanium itu bahan baku logam, (di antaranya) untuk pesawat terbang, kapal laut, logam itu tahan goresan dan karat,” kata Deny.
Proposal pembangunan pelabuhan itu kini tinggal menunggu sejumlah dokumen utuk diengkapi. Dokumen itu dibutuhkan untuk mendapatkan rekomendasi gubernur untuk pembangunan pelabuhan khusus itu.
Deny mengataka, dalam rancangan tata ruangnya, pemerintah Jawa Barat menginginkan ada 3 pelabuhan laut. Salah satunya di Tegalbuleud itu, selain di Cilamaya dan Pangandaran.
Gubernur Ahmad Heryawan sendiri setuju dengan pembangunan pelabuhan itu. “Mestinya begitu, ijin (penambangan) pasir besi diberikan kalau pengangkutan hasil tambangnya tidak lewat jalan-jalan provinsi atau kabupaten/kota,” katanya.
Gara-gara penambangan itu, kata dia, jalanan di selatan Jawa Barat hancur. ”Masak pemasukan ke kabupaten hanya Rp 400 juta, perbaikan jalannya Rp 10 miliar, kan gak jelas urusan,” katanya. ”Kita harapkan (hasil tambang itu) dibawa lewat laut, makanya perlu dermaga.”
AHMAD FIKRI