Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Akibat Abu Vulkanik, Lahan di Bromo Gagal Ditanami  

image-gnews
Lahan pertanian yang tertutup debu vulkanik gunung bromo di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. TEMPO/David Priyasidharta
Lahan pertanian yang tertutup debu vulkanik gunung bromo di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. TEMPO/David Priyasidharta
Iklan
TEMPO Interaktif, Probolinggo - Ratusan hektare lahan pertanian yang dikelola warga suku Tengger di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, gagal ditanami. Sebagian besar lahan pertanian yang berada di Desa Ngadirejo tersebut hingga kini masih tertimbun pasir erupsi Gunung Bromo beberapa waktu lalu.

Ketua Kampung Siaga Bencana Desa Ngadirejo, Atmo, mengatakan wilayah Ngadirejo merupakan yang paling parah yang terkena dampak erupsi Gunung Bromo. "Sebagian besar lahan tidak bisa ditanami," katanya, Rabu, 11 Mei 2011.

Menurut dia, sejumlah warga sudah mencoba untuk menanami lahan pertanian miliknya dengan tanaman jagung. "Sempat tumbuh sebentar, namun tanaman tiba-tiba mati," kata Atmo.

Padahal, warga setempat sangat bergantung pada lahan pertaniannya. Atmo mengatakan jalan satu-satunya adalah membersihkan lahan mereka dari timbunan pasir. Tapi, kata dia, untuk melakukannya butuh tenaga dan biaya yang tidak sedikit. "Diperlukan alat berat untuk membersihkannya," katanya. Namun, alat berat ini pun tak bisa dioperasikan akibat kondisi kontur lahan di Ngadirejo.

Akibat kondisi tersebut, kini sebagian besar lahan pertanian di Ngadirejo tak bisa ditanami dan warga banyak yang kehilangan mata pencahariannya. "Sebagian memilih untuk menjadi buruh tani di desa tetangga yang lahan pertaniannya masih bisa digarap atau merantau ke luar daerah," kata Atmo.

Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Bidang Teknik Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, Arif Kurniadi, mengatakan pemerintah hingga saat ini masih belum bisa menemukan solusi kecuali membersihkan pasir yang menimbun lahan pertanian warga. "Selain Desa Ngadirejo, lahan pertanian di Kecamatan Sukapura sampai saat ini belum bisa diolah. Ketebalan abu lebih dari setengah meter," katanya.

Hanya saja, kata dia, untuk bisa membersihkan lahan warga, dibutuhkan anggaran yang sangat besar karena luasnya lahan pertanian yang tertimbun pasir dengan kadar silikat tinggi itu. "Dinas Pertanian dan Dinas Pekerjaan Umum tidak mampu untuk menyelesaikan persoalan ini," kata Arif.

Menurutnya, Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum melalui APBN akan mengucurkan anggaran untuk menyelesaikan masalah yang kini dihadapi warga sekitar Bromo. "Tapi, kami belum tahu kapan realisasinya," kata Arif.

DAVID PRIYASIDHARTA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

2 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

5 hari lalu

Seorang pekerja mengangkut pupuk urea bersubsidi dari Gudang Lini III Pupuk Kujang di Pasir Hayam, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (ISTIMEWA)
Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.


Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

5 hari lalu

Seorang pembeli memilih buah Manggis yang dijajakan masyarakat di jalan nasional menuju Banda Aceh, di kawasan Meureudu, Kec. Simpang Tiga, Kab. Pidie, Aceh. Selasa (10/7). ANTARA/Rahmad
Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.


Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

15 hari lalu

Warga melihat kondisi bangunan yang terseret banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Sabtu, 6 April 2024. Data Nagari Bukik Batabuah menyebutkan  banjir lahar dingin  yang terjadi pada Jumat (5/4) itu menerjang 17 unit mobil dan sejumlah motor dan 40 rumah, tiga di antaranya rusak berat, serta areal pesawahan dan memutus sementara jalan alternatif mudik Pekanbaru - Padang.   ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.


Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

27 hari lalu

Pemandangan sawah teras siring di Jatipurno Wonogiri. Maps.Google/Novi Ardianto
Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.


Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

30 hari lalu

Presiden RI Jokowi (tengah mimbar) didampingi Menteri Pertanian, Bupati Sigi dan Gubernur Sulawesi Tengah meresmikan rehabilitasi dan rekonstruksi Bendung D.I Gumbasa dengan membunyikan sirene secara bersama-sama. (ANTARA/Moh Salam)
Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.


Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

30 hari lalu

Petani memanen padi di Padangan, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis 7 Maret 2024. Sekitar 20 hektare lahan pertanian di kawasan itu terdampak banjir akibat tanggul waduk jebol. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.


Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

38 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur


Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

42 hari lalu

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.


Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

52 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.