TEMPO Interaktif, Jakarta - Juru Bicara Mabes Polri Inspektur Jenderal Anton Bahrul Alam menyebut Nur Iman, salah seorang warga yang tertembak saat terjadi penyergapan dua orang yang diduga teroris di Jalan Pelajar Pejuang, Cemani, Sukoharjo, Jawa Tengah, tewas oleh peluru yang diberondongkan tersangka teroris.
Menurut Anton, Nur tewas setelah terkena terjangan peluru pelaku. Saat baku tembak terjadi, petugas Detasemen Antiteror sempat merunduk menyelamatkan diri. Namun, Iman yang saat itu hanya berjarak beberapa meter dari lokasi dijadikan sasaran timah panas milik Sigit. "Dia sempat berusaha mendekat, mungkin oleh pelaku disangka petugas," kata Anton.
Adik ipar Nur, Muhono, memastikan kakak iparnya tidak terlibat dalam kegiatan terorisme.
“Dia tidak pernah ikut-ikutan laskar ataupun organisasi massa lainnya. Orangnya tidak banyak bertingkah,” ujarnya kepada wartawan di rumah Nur, RT 2 RW 3, Kelurahan Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo, Sabtu, 14 Mei 2011 siang.
Nur membantah jika dikatakan saat peristiwa penyergapan terjadi, Nur berusaha mendekati lokasi. Menurutnya, saat itu Nur sedang berjualan angkringan seperti biasanya. “Buktinya ditemukan ceceran darah di sekitar gerobak. Selain itu ada lubang bekas peluru di bungkus minuman yang dijual,” katanya. Tempat Nur berjualan hanya berjarak sekitar 100 meter di sebelah selatan dari lokasi penyergapan.
Saat mendengar suara tembakan pertama kali pada pukul 1 dinihari, Muhono sempat mengirim pesan pendek kepada Nur, tapi tidak dibalas. Lantas dicoba ditelepon, tapi juga tidak diangkat. “Tahu-tahu diberi kabar ada ceceran darah di sekitar gerobak. Lalu Nur sudah tidak ada di sekitar gerobak,” tutur Muhono, yang mengaku belum mendapat pemberitahuan dari kepolisian bahwa Nur meninggal dunia karena peluru nyasar dalam penyergapan.
Saat ini rumah Nur yang ditinggali mertua, istri, dan kedua anaknya kosong. Muhono mengatakan mereka dibawa polisi. “Mereka dibawa sekitar pukul 2 dinihari,” ujarnya.
RIKY FERDIANTO/ UKKY PRIMARTANTYO