Hal itu dibuktikan dengan adanya darah yang memuncrat dan menempel di tembok hingga ketinggian tiga meter.
Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris The Islamic Study and Action Center (ISAC), Endro Sudarsono, saat ditemui, Sabtu 14 Mei 2011.
“Kami telah melakukan pengamatan dan investigasi di lapangan,” kata Endro.
Menurut Endro, darah tidak hanya berceceran di tanah, melainkan tepercik dan menempel di tembok dengan ketinggian sekitar tiga meter.
Berdasarkan kondisi itu, Endro menduga penembakan itu dilakukan dari jarak yang sangat dekat. “Sehingga peluru tembus dan membawa cipratan darah,” ujarnya.
Selain itu, penembakan dilakukan dengan senjata api yang memang mengarah ke atas.
Endro juga menyayangkan langkah yang diambil oleh Densus yang menembak mati dua aktivis laskar tersebut. “Setahu saya, Qordhowi memang sudah diawasi sejak awal tahun lalu,” ucap Endro. Selama itu, Qordhowi masih melakukan aktivitas biasa.
AHMAD RAFIQ