TEMPO Interaktif, Sukoharjo - Terduga teroris Hendra Yunianto sudah 2,5 bulan terakhir mengontrak sebuah rumah di Gang Anggrek, RT 2 RW 10, Ngronggah, Kelurahan Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo. Namun, semenjak pertama tinggal hingga dia tewas ditembak peluru Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri pada Sabtu, 14 Mei 2011 dini hari di Kelurahan Sanggrahan, Kecamatan Grogol, dia belum pernah sekalipun mengenalkan dirinya ke warga sekitar.
“Mestinya sebagai warga baru, harus berkenalan dengan warga sekitar. Tapi dia tidak mau,” ujar Ketua RT 2 RW 10 Sri Purwono kepada Tempo, Minggu, 15 Mei 2011 siang. Perkenalan itu dilakukan saat perkumpulan rutin warga setiap pekan kedua.
Pada pertemuan pertama pasca dia pindah, Purwono sudah mengundang Hendra untuk datang. “Tapi, dia tidak bisa datang. Alasannya mau mengantar dagangan baju ke luar kota,” lanjutnya.
Pertemuan berikutnya, Hendra berjanji untuk datang. Namun, pada saat acara, dia tidak menampakkan batang hidungnya. Pertemuan bulanan ketiga belum digelar, Hendra keburu tewas oleh polisi.
Purwono mengaku belum pernah masuk ke rumah kontrakan Hendra. Selama ini, Hendra selalu menemuinya di teras rumah. “Saya tidak tahu kondisi rumahnya seperti apa,” katanya.
UKKY PRIMARTANTYO