TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur Energi Primer PT PLN (Persero), Nur Pamudji, menyatakan bahwa penjualan listrik untuk kuartal pertama tahun 2011 mengalami kenaikan sekitar 7 persen jika dibandingkan penjualan setrum pada periode yang sama di tahun lalu.
"Penjualan kuartal pertama mencapai 37,4 terrawatthour (TWh)," ujar Pamudji, dalam pesan singkatnya kepada Tempo, Sabtu 14 Mei 2011. Sementara, pada tahun lalu penjualan listrik yang tercatat hingga bulan Maret hanya berada di angka 34,9 Twh.
Penjualan tersebut sekaligus mencapai sekitar 23 persen dari target penjualan listrik yang direncanakan dapat mencapai hingga 162,7 Twh pada tahun ini. Seperti diketahui, tahun ini PLN mematok target penjualan listrik sebesar 162,7 TWh dan pendapatan Rp 150 triliun.
Penjualan listrik terbesar ditargetkan didapatkan dari Jawa-Bali sebesar 125,4 TWh, Indonesia Barat 24,6 TWh, dan Indonesia Timur 12,6 TWh. Target konsumen paling besar adalah pelanggan rumah tangga sebesar 65,4 TWh,lalu industri sebesar 56,6 TWh, komersial sebesar 28,7 TWh, dan publik sebesar 12,0 TWh.
Selain penjualan setrum, produksi listrik PLN juga menunjukkan angka kenaikan hingga 11, 3 persen atau sebesar 36,4 Twh. Pamudji memperkirakan produksi listrik akan terus naik hingga akhir tahun ini, seiring dengan perkembangan kebutuhan listrik yang biasanya tumbuh jelang akhir tahun nanti."Kuartal kedua lebih besar dibanding kuartal pertama, kuartal ketiga nanti juga lebih besar dari kuartal dua, begitu terus," jelasnya.
Berdasarkan data PLN, produksi listrik terbesar masih disumbang oleh pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang mencapai hingga 38 persen untuk produksi kuartal pertama. Disusul kemudian oleh Pembangkit berbahan bakar minyak (BBM) dan gas yang mencapai sekitar 25 persen. Sementara itu, pembangkit berbahan bakar dari energi baru dan terbarukan masih belum berproduksi secara signifikan, panas bumi misalnya hanya mencapai 4 persen dari total produksi listrik pada tahun ini.
GUSTIDHA BUDIARTIE