"Kita memamerkan batik kuno yang berasal dari daerah di Jawa Barat, seperti Cirebon, Tasikmalaya, Ciamis, dan Garut. Semua berusia ratusan tahun, bahkan ada yang berusia 150 tahun. tapi tidak dijual," kata Ketua Umum Yayasan Batik Jawa Barat, Sendy Dede Yusuf, kepada wartawan di Gedung BI Bandung, Jumat, 20 Mei 2011.
Sendy mengatakan motif dalam batik kuno tersebut merupakan motif ciri khas dari daerah masing-masing. Batik kuno, kata Sendy, sangat berbeda dengan batik yang dibuat saat ini, baik dari segi bahan dan teknik pembuatannya.
"Bahannya sangat halus dan dingin. Teknik pembuatannya sangat rapi, motifnya juga sangat luar biasa. Kebanyakan kainnya berlatar putih, tapi bersih, tidak ada sisa bahan lilinnya," ujarnya.
Dikatakan Sendy, dari 26 Kota dan Kabupaten di Jawa Barat, 20 di antaranya sudah memiliki batik buatan daerahnya masing-masing. "Tapi, banyak yang baru bermunculan karena termotivasi ingin memiliki ciri khas batik di daerahnya," ujar Sendy.
Sendy berharap agar para pembuat batik saat ini bisa membuat batik dengan menggunakan motif-motif batik kuno. "Tentu harus dilestarikan warisan dari leluhur ini, tapi juga ditambah dengan inovasi dan kreativitas baru agar tetap bisa membuka peluang bisnis," ungkapnya.
Dalam pameran tersebut, selain batik kuno Banyak Angrem, ada juga batik Kembang Sulur yang dibuat pada 1940 buatan Tasikmalaya serta batik motif Cendrawasih dan Bango Rawa yang juga berasal dari Tasikmalaya.