Menurut juru bicara perusahaan keamanan Sophos, Graham Cluley, dalam beberapa pekan ke belakang terjadi peningkatan malware yang mengarah pada Mac. Ia menyebut Mac telah menjadi korban dari kesuksesan.
Dalam setiap promosi yang dilakukan Apple, sistem operasi ini disebut lebih aman dibandingkan Microsoft Windows. Namun keunggulan ini tak lagi berlaku seiring bertambahnya pengguna Mac. "Pengguna Mac tidak menggunakan antivirus, membuat mereka menjadi target empuk," ujarnya.
Salah satu malware yang mengancam Mac terdapat pada program Mac Defender yang juga didistribusikan menggunakan beraneka nama seperti Mac Protektor. Malware ini menembus komputer Mac menggunakan hasil pencarian Google Images gadungan atau pop-up yang meyakinkan korban bahwa mesin mereka terinfeksi virus sehingga dibutuhkan antivirus tertentu untuk memusnakannya.
Pada kasus terburuk, pop-up tidak menunggu izin pengguna dan langsung mengunduh virus ke dalam media penyimpanan komputer.
Anggota Sourcefire Vulnerability Research Team, Joel Esler, mengatakan Mac Defender tampak menyerupai aplikasi Mac asli. "Tak ada tanda-tanda bahwa aplikasi ini adalah malware," kata dia.
Menariknya, prinsip kerja malware seperti ini sering ditemukan pada Windows yang sering disebut sebagai sistem operasi rentan serangan virus. "Sementara banyak komunitas pengguna Mac yang tidak berpengalaman dengan serangan semacam ini."
DAILYMAIL | ANTON WILLIAM