TEMPO Interaktif, Jakarta - Miranda Swaray Goeltom mengakui SEBAGAI inisiator pertemuan di klub Bimasena, Hotel Dharmawangsa, 29 Mei 2004. "Saya yang berinisiatif," kata dia dalam kesaksian di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Rabu, 25 Mei 2011.
Miranda hari ini bersaksi untuk yang kedua kalinya dalam perkara suap pemilihan Deputi Gubernur Bank Indonesia 2004. Kesaksian pertama Miranda di siang hari untuk Grup Ni Luh. Selanjutnya kesaksian di malam hari ini untuk terdakwa Panda Nababan, Engelina Pattiasina, Budiningsih dan Muhammad Iqbal.
Miranda mengaku sebagai pihak mengundang kepada hakim Suhartoyo tentang siapa yang mengundang. Miranda menyatakan mengundang sejumlah orang anggota Fraksi PDI Perjuangan untuk berbincang-bincang. Anggota fraksi PDI Perjuangan yang dikenal Miranda antara lain Dudhie Makmum Murod dan Emir Moeis. Sementara sekretaris Miranda yang bernama Imelda juga mengundang fraksi TNI/Polri untuk bertemu tentang masalah pencalonannya.
Bagi Fraksi PDI Perjuangan, pertemuan terjadi di klub Bimasena karena Miranda adalah salah satu anggota klub. "Kalau sesuai bill yang saya bayar ada 15 orang yang ikut hadir," kata Miranda. Pertemuan informal tersebut, diakuinya seperti acara waktu minum teh (tea time) pada siang menjelang sore. Biaya yang dihabiskan kurang lebih Rp 1 juta.
Adapun untuk fraksi TNI-Polri, Miranda mengundang langsung ke kantornya di Menara Towe, Jl. Jendral Sudirman, Jakarta.
Miranda merasa perlu bertemu informal dengan sejumlah fraksi untuk meluruskan pemberitaan tentang dirinya. Ia yang pernah menyalonkan sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia pada 2003 mengaku mengalami uji kepatutan dan kelayakan yang tidak nyaman. "Saya tidak nyaman karena cara bertanyanya kurang menyenangkan," kata Miranda. Uji kepatutan dan kelayakan tahun 2003 tersebut dinilainya lebih fokus ke pertanyaan pribadi tidak terkait kompetensi.
Selama sekitar 30-45 menit, Miranda menjelaskan tentang visi dan misi sebagai calon Deputi Gubernur Senior Bank INdonesia dan tudingan masalah-masalah pribadi. "Saya tidak bisa menjanjikan stabilisasi harga, nilai tukar rupiah dan suku bunga rendah, jika menjadi deputi," papar Miranda. Soalnya selama ini suara-suara populis yang beredar, calon Deputi harus mampu menjaga harga, nilai tukar dan suku bunga. Padahal itu muskil kalau hanya bergantung dengan Deputi saja.
Ia menegaskan dalam pertemuan di Dharmawangsa tidak menjanjikan sesuatu jika kelak dia terpilih sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia.
DIANING SARI