TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengusaha produksi kemasan fleksibel atau plastik mengaku kesulitan membendung gencaran produk impor. Sebab, plastik buatan dalam negeri kalah bersaing dengan produk impor. "Masuknya produk impor selalu terbuka," kata Budi Sadiman, Ketua Umum Pengembangan Bisnis Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia (INAPLAS) di Jakarta, Rabu, 25 Mei 2011.
Budi mengatakan plastik impor memilik pangsa pasar yang terus tumbuh karena harga yang terjangkau dibanding plastik lokal. Tidak hanya itu, jenis plastik yang dihasilkan juga lebih bervariasi dibanding lokal. Hal itu disebabkan oleh harga bahan baku yang mereka beli lebih murah dibanding pengusaha lokal. Saat ini, pengusaha lokal mengimpor bahan baku sebanyak 800 ribu ton, harganya US$ 1.800 per ton, sehingga para pengusaha produk kemasan memilih membeli produk impor.
Kondisi ini semakin diperparah oleh ketidakmampuan produksi lokal menghadapi permintaan pasar. "Produsen plastik lokal cuma bisa memenuhi 70 persen plastik dari total permintaan," ujarnya. Ia berharap agar semua pihak bisa memecahkan masalah ini. Bila tidak, ia khawatir produk impor akan menguasai bisnis plastik lokal.
TRI SUHARMAN