TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar menilai PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berpeluang menerbitkan obligasi global, sebagai salah satu alternatif pembiayaan. "Itu bisa digunakan untuk pengembangan usahanya," kata Mustafa, Jumat, 27 Mei 2011, di kantornya.
Seperti diketahui, saat ini PLN masih mengevaluasi skema pembiayaan perseroan pada tahun ini, salah satunya melalui penerbitan obligasi global. Rencanannya, pada akhir Juni skema yang dipilih akan diputuskan oleh pihak manajemen.
Menurut Direktur Utama PLN Dahlan Iskan, dana yang diharapkan diperoleh dari pembiayaan eksternal tersebut sekitar US$ 1,5 miliar hingga US$ 2 miliar. Namun, besaran tersebut masih dapat berubah karena proses evaluasi masih berjalan.
Rencananya, dana akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan belanja modal PLN pada tahun ini sekitar Rp 70 triliun, yang digunakan untuk pembangunan transmisi dan pembangkit listrik.
Jika disepakati, maka pembiayaan ditargetkan terealisasi pada kuartal ketiga tahun ini. Namun, opsi alternatif pembiayaan masih terbuka. Tidak hanya penawaran obligasi global yang dipertimbangkan sebagai pembiayaan pada tahun ini, tapi juga sukuk dan pinjaman dari perbankan dalam negeri.
"Ada beberapa alternatif, seperti pinjaman perbankan ataupun penerbitan obligasi global. Namun, tidak ada arahan dari kami opsi apa yang akan dipilih. Penerbitan obligasi itu kan aksi korporasi, sehingga kami sebagai pemegang saham akan seminimal mungkin ikut campur," ujar Mustafa.
EVANA DEWI