TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Perdagangan berupaya meningkatkan citra Indonesia di mata dunia, salah satunya dengan menggenjot promosi di dalam toko di beberapa negara. Produk ekspor unggulan Indonesia itu di antaranya akan ditampilkan di Harrods Department Store, salah satu retail bergengsi di London, Inggris.
“Yang akan digelar 31 Juli hingga 27 Agustus 2011," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Hesti Indah Kresnarini, Jumat, (27/5).
Kegiatan In Store Promotion, kata dia, juga bertujuan melakukan penjualan untuk uji pasar. Saat ini, pasar produk ekspor masih didominasi oleh tiga negara yakni Jepang, Amerika Serikat, dan Cina. Ke depannya, pemerintah juga akan membidik pasar lainnya seperti Asia, Timur Tengah, Eropa Timur, dan Amerika Latin.
"Potensi ke pasar-pasar itu bagus untuk ekspor produk furnitur dan produk elektronik," katanya. Namun dia tak menargetkan kapan pasar baru tersebut bisa tercapai. Sebab, pemerintah Indonesia berkomitmen mempertahankan pasar ekspor yang telah ada sebelum mencapai pasar baru.
Untuk menggelar serangkaian kegiatan promosi itu, Kementerian Perdagangan telah menyiapkan dana sebesar Rp 59 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai 13 pameran luar negeri, 1 In store Promotion dan 6 misi dagang.
Selain berupaya mengembangkan pasar ekspor, Kementerian Perdagangan juga mengalokasikan anggaran tahun ini untuk pengembangan produk ekonomi kreatif dalam negeri. Dana yang dialokasikan sebesar Rp 28 miliar.
Besarnya potensi industri kreatif, kata dia, juga mendorong kota-kota di Indonesia untuk mengembangkan kawasan ekonomi kreatif. Bandung, Bali, dan Yogyakarta-Solo, adalah percontohan kawasan ekonomi kreatif yang sudah berjalan saat ini.
Kota lainnya yang mulai menyusul adalah kawasan Surabaya-Malang, Palembang, Medan, Makassar. "Mereka sudah punya rencana aksi yang dijabarkan dalam cetak biru,” katanya.
Salah satu upaya pengembangan industri ekonomi kreatif adalah melalui ajang Pekan Produk Kreatif Indonesia yang digelar bersama 12 kementerian dan lembaga di Jakarta, 6-10 Juli 2011 mendatang. Hesti menyebutkan, ekonomi kreatif yang terdiri dari 14 subsektor menyumbang cukup signifikan terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia.
Pada 2009, kontribusi ekonomi kreatif sebesar Rp 165,5 triliun atau 7,6 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. "Pada 2014, ekonomi kreatif ditargetkan menyumbang 7,8 persen sampai 8,1 persen PDB," katanya.
Sementara itu, nilai ekspor industri kreatif Indonesia sebesar Rp 104,7 Triliun atau menyumbang 7,5 persen dari total ekspor Indonesia di 2009. Adapun negara tujuan ekspor industri kreatif di antaranya Singapura, Amerika, Korea, dan Eropa (untuk produk animasi dan IT), Jepang (produk perhiasan perak), China, Thailand, Singapura, Hong Kong, dan Timur Tengah (produk arsitektur), serta Jepang dan Eropa (produk pakaian).
ROSALINA