TEMPO Interaktif, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan akan mengevaluasi keberadaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). “Soalnya banyak keluhan. Saya minta diadakan evaluasi secara menyeluruh,” kata Fauzi di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 30 Mei 2011.
Menurut Fauzi, selama ini pemerintah provinsi memberikan subsidi kepada semua sekolah dalam bentuk bantuan operasional, “Tapi, RSBI memiliki peluang mengutip dana dari siswa," kata Fauzi. "Tapi, sekolah ini ternyata juga tak masuk 10 besar nasional, ”
Sesuai dengan aturan, kata Fauzi, seharusnya RSBI memiliki standar dan dinilai secara rutin. “Harus ada lembaga yang tiap tahun melakukan assessment," ujarnya. Proses penilaian itu dilakukan lembaga akreditasi nasional. "Jadi, sekolah yang baik tahun ini belum tentu baik tahun depan,” katanya. "Mendiknas harusnya membentuk lembaga akreditasi untuk penilaian RSBI"
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengatakan tidak masuknya RSBI dalam sekolah 10 besar nasional justru menunjukkan lembaga pendidikan terus berlomba meningkatkan mutu dan kualitas.
Menurut dia, dibandingkan tahun lalu RSBI mengalami peningkatan angka. “Perlu ada kreasi dan inovasi dalm peningkatan mutu belajar di sekolah. Silakan semua berlomba menjadi yang terbaik,” katanya.
DKI Jakarta sendiri telah mengevaluasi RSBI, “Untuk evaluasi (RSBI) SMU, Mei ini selesai,” katanya.
Menurut dia, syarat sekolah untuk merintis sekolah berstandar internasional antara lain 30 persen gurunya merupakan lulusan strata dua (S2) dan bilingual pada pelajaran tertentu.
Saat ini, kata dia, Dinas Pendidikan DKI Jakarta mendorong agar RSBI menampung 20 persen siswa dari golongan tak mampu yang memiliki kemampuan akademik di atas rata rata.
AMANDRA MUSTIKA MEGARANI