TEMPO Interaktif, Bandung - Daging rendang punya andil dalam kesuksesan tim pendaki Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala Universitas Parahyangan (ISSEMU) ke Gunung Everest pada 20 Mei 2011 lalu. Makanan khas daerah Sumatera Barat itu menjadi makanan favorit yang memompa semangat empat anggota tim hingga sanggup meraih puncak tertinggi dunia yang berada pada ketinggian 8.848 meter dari permukaan laut.
“Dalam pendakian ini, jadwal makan rendang merupakan yang paling ditunggu-tunggu,” kata anggota tim Janatan Ginting saat tiba di Bandung, kemarin malam.
Menu itu terasa mewah karena santapan sehari-hari biasanya makanan favorit orang Nepal, yaitu dalbat, hasil olahan sherpa mereka. Makanan itu berupa nasi, sayur kacang, dan kari ayam. Selingannya makanan Jepang sesuai selera pemandu mereka, Hiroyuki Kuraoka.
Bekal daging rendang itu merupakan bikinan Lineke Rustam, ibunda ketua tim pendakian, Sofyan Arief Fesa. Semula, kata Lineke, anaknya minta dibawakan daging rendang sebanyak tiga kilogram, bawang goreng dua kilogram, bawang putih goreng satu kilogram, kering tempe dua kilogram, dan kering kentang dua kilogram. Namun, makanan yang bisa dibawa hanya separuh bobot. “Ternyata kelebihan muatan di pesawat, jadi harus dikurangi,” ujar perempuan berusia 55 tahun itu.
Daging rendang dimasak selama tiga-empat hari hingga berwarna hitam dan tak bersantan agar tahan lama di cuaca dingin. “Kalau mau makan tinggal dipanaskan, rasanya enak banget,” kata Janatan. Karena jumlahnya terbatas, acara makan daging rendang itu diatur hanya lima kali selama dua bulan lebih mereka berada di Gunung Everest.
Pendaki Jepang dan Sherpa yang ikut mencicipi daging rendang itu memuji rasanya. Sementara pendaki lain, kata Janatan, sempat heran karena rendang bisa tahan lama hingga enam bulan di suhu dingin dan rasanya tetap terjaga.
Akan tetapi, daging rendang yang selalu menemani pendakian tim dari puncak pertama itu sempat jadi masalah ketika ingin dibawa ke Gunung Aconcagua, Argentina. Bagian karantina bandara sempat menahan makanan itu yang dibungkus plastik. “Sejak itu saya selalu bungkus rendangnya dengan aluminium foil supaya tidak terdeteksi,” kata Lineke. Sisa bekal pendakian Everest yang masih disimpan di dalam kulkas, sudah ia siapkan untuk dibawa tim ke puncak gunung terakhir, Denali.
ANWAR SISWADI