Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kurangi Impor Gandum, Jatim Kembangkan Tepung Mocaf

image-gnews
TEMPO/Zulkarnain
TEMPO/Zulkarnain
Iklan

TEMPO Interaktif, Surabaya - Antisipasi krisis pangan akibat cuaca ekstrim, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Jawa Timur kini bersiap membuat beras tiruan pengganti beras asli. Beras tiruan berbahan tepung mocaf (modified cassava flour/tepung dari ubi kayu) ini kini sedang dalam proses uji coba pembuatan.

"Sejak awal 2011 lalu kita sudah kembangkan. Saat ini hasilnya sudah mulai nampak. Semoga Oktober pas Hari Ketahanan Pangan bisa kita launching," kata Kepala Bidang Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan BKP Jawa Timur, Apriyanto, Rabu 8 Mei 2011.

Menurut dia, rekayasa beras tiruan ini dikerjakan dengan menggandeng Dinas Pertanian serta Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Negeri Jember.

Meski tiruan, namun kualitas gizi beras dari ubi kayu ini dipastikan tidak akan kalah dengan beras asli. Kandungan gizi beras tiruan ini setidaknya juga akan memenuhi triguna gizi beras yang meliputi kandungan protein, kandungan zat pengatur, serta kandungan karbohidrat yang terkandung dalam beras asli.

Untuk menciptakan rasa yang sama dengan beras asli, pembuatan beras tiruan juga masih memasukkan komponen beras asli dengan takaran 30 persen tepung beras asli dicampur dengan 70 persen tepung ubi kayu/mocaf.

"Bentuknyapun kita samakan dengan beras asli. Nanti tepung itu kita cetak jadi buliran yang besarnya persis dengan beras asli," tambah Apriyanto. Bentuk tiruan yang persis dengan beras asli ini, tambah dia, dimaksudkan supaya pemakan beras tiruan ini nantinya bisa cepat menyesuaikan diri.

"Orang makan itu awalnya, kan, sensasi bentuk dan rasanya dulu," kata dia. Oleh karena itu, maka bentuk dan rasa beras tiruan ini akan didesain semirip mungkin dengan beras asli.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur, Wibowo Eko Putro, mengatakan tepung ubi sengaja dipilih untuk pengembangan beras tiruan karena potensi ubi di Jawa Timur sangat tinggi. Tahun 2010, misalnya, potensi ubi kayu di Jawa Timur tertinggi di Indonesia karena mencapai 3,642 juta ton pertahun. "Pemerintah pusat membantu Rp 5 miliar untuk pengembangan beras mocaf ini," kata Eko.

Selain pengembangan beras tiruan, pengembangan tepung mocaf ini juga dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan Jawa Timur dari impor gandum yang pertahunnya saat ini masih mencapai 7 juta ton.

"Ke depan, kalau mocaf ini berhasil, impor gandum bisa distop," imbuhnya. Untuk mocaf sendiri, Dinas Pertanian memfokuskan pengembangan di enam kabupaten penghasil ubi kayu terbesar yaitu Trenggalek, Pacitan, Ponorogo, Sampang, Malangm dan Sumenep.

Selain untuk mocaf dan membentuk beras tiruan, potensi ubi kayu ini juga dimaksudkan untuk dijadikan bahan dasar bio etanol sebagai energi alternatif pengganti energi yang bersumber dari perut bumi.



FATKHURROHMAN TAUFIQ


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

1 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur


Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

4 hari lalu

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.


Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

14 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.


Studi Demokrasi Rakyat Lapor ke KPK soal Korupsi Dana Hibah Pertanian yang Diduga Libatkan Anggota DPR

25 hari lalu

Logo KPK. Dok Tempo
Studi Demokrasi Rakyat Lapor ke KPK soal Korupsi Dana Hibah Pertanian yang Diduga Libatkan Anggota DPR

Pelaporan ke KPK terkait dugaan korupsi pemotongan dana bantuan hibah pertanian yang berasal dari Dana Aspirasi DPR yang mencapai Rp 2 miliar.


Menteri Hadi Tjahjanto Serahkan Sertifikat Hasil Program Konsolidasi Tanah Non Pertanian

31 hari lalu

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional ATR/BPN Hadi Tjahjanto (keenam kiri) berdialog dengan warga saat menyerahkan sertifikat tanah di Desa Muktisari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis 12 Oktober 2023. Sebanyak 405 sertifikat tanah dibagikan kepada warga secara gratis pada proses redistribusi tanah eks Hak Guna Usaha (HGU) PT Maloya yang telah ditetapkan menjadi Lokasi Prioritas Reforma Agraria (LPRA). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Menteri Hadi Tjahjanto Serahkan Sertifikat Hasil Program Konsolidasi Tanah Non Pertanian

Menteri Agraria dan Tata Ruang Hadi Tjahjanto menyerahkan 205 sertifikat tanah hasil program Konsolidasi Tanah Non Pertanian.


Beras Langka, Mengapa Pegiat Lingkungan Menilai Ada Masalah Tata Kelola Lahan Pertanian?

32 hari lalu

Pemandangan sawah daerah Rorotan di tengah ibu kota, Jakarta, Rabu, 1 November 2023.  Lahan tersebut merupakan lahan beberapa perusahaan salah satunya yaitu PT. NUSA Kirana. RE dan beberapa lahan milik warga setempat. TEMPO/Magang/Joseph.
Beras Langka, Mengapa Pegiat Lingkungan Menilai Ada Masalah Tata Kelola Lahan Pertanian?

Seretnya produksi beras diduga akibat kebijakan regulator yang condong mengutamakan ekstensifikasi lahan pertanian, misalnya food estate.


Berkelanjutan Membangun Tapanuli Utara

49 hari lalu

Berkelanjutan Membangun Tapanuli Utara

10 tahun memimpin Kabupaten Tapanuli Utara, Nikson Nababan, fokus membangun infrastruktur, pertanian, pendidikan dan kesehatan. Perekonomian tumbuh positif meski di masa pandemi Covid-19.


BRI Menanam Grow & Green Bangkitkan Harapan Petani

56 hari lalu

BRI Menanam Grow & Green Bangkitkan Harapan Petani

BRI bersama Yayasan Bakau Manfaat Universal meluncurkan program BRI Menanam Grow & Green.


Mahfud MD Kritik Food Estate, Ini 5 Lokasi dan Kendalanya

57 hari lalu

Petani menanam bibit singkong di areal lumbung pangan nasional 'food estate' di Tewai Baru, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Sabtu, 6 Maret 2021. Anggaran tersebut untuk mendukung program pengembangan
Mahfud MD Kritik Food Estate, Ini 5 Lokasi dan Kendalanya

Mahfud Md menyebut food estate adalah proyek gagal. Di mana saja lokasi proyek tersebut dan apa saja faktor kegagalannya?


Gibran Mau Libatkan Generasi Muda Lewat Smart Farming, Ini Strateginya

57 hari lalu

Cawapres nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka (kiri) dan Cawapres nomor urut 01, Muhaimin Iskandar saat mengikuti debat Cawapres ke empat di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu, 21 Januari 2024. Debat kali ini bertema Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan Agraria, Masyarakat Adat dan Desa. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Gibran Mau Libatkan Generasi Muda Lewat Smart Farming, Ini Strateginya

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka ingin melibatkan generasi muda dalam sektor pertanian dengan smart farming. Bagaimana strateginya?