TEMPO Interaktif, Jakarta- Industri garmen bersiap meningkatkan ekspor ke Amerika Serikat untuk merebut pasar produk Cina yang mulai lesu. "AS sedang mencari alternatif sebagai pemasok garmen dan tekstil,” kata Sekretaris Jenderal Pertekstilan Indonesia, Ernovian G. Ismy, Ahad 19 Juni 2011.
Ia menuturkan, hampir 100 persen kebutuhan garmen AS disandarkan pada impor, dengan Cina sebagai pemasok utama. Pemasok lainnya adalah India, Kamboja, Vietnam, dan Indonesia. Namun, seiring makin tingginya ongkos tenaga kerja Cina, produk dari negara itu mulai mahal.
Untuk wilayah Asia Tenggara, Indonesia adalah negara yang memiliki peluang paling besar sebagai pemasok alternatif. "Karena untuk persyaratan one stop service, Indonesia paling siap. Di sini industri hulu hingga hilir ada," ujar Ernovian.
Lagi pula, industri garmen Indonesia mulai menjadikan AS sebagai target ekspor utama. Tahun lalu, AS telah menduduki peringkat pertama negara sasaran ekspor garmen atau sekitar 36 persen dari total nilai ekspor garmen yang mencapai US$ 11,2 miliar.
Wakil Menteri Perdagangan, Mahendra Siregar sebelumnya mengatakan asosiasi sepatu dan garmen AS akan berkunjung ke Indonesia untuk berbicara mengenai peluang Indonesia mengisi pasar sepatu dan garmen.
AGUNG SEDAYU