TEMPO Interaktif, Dhaka - Pemerintah Bangladesh akan mempertahankan Islam sebagai agama resmi negara meskipun Perdana Menteri Sheikh Hasina berjanji untuk mengembalikan karakter sekuler negara.
Sejak Hasina mengambil alih kekuasaan dua tahun lalu, dia mulai mengembalikan sekulerisme. Namun, paket amandemen konstitusi yang disetujui kabinetnya, Senin kemarin dirombak total. "Islam masih akan menjadi agama negara," kata Menteri Hukum Bangladesh, Selasa 21 Juni 2011.
Keputusan ini dikutuk oleh partner koalisi sayap kiri, Liga Awami Hasina, dan forum gabungan berpengaruh yang terdiri dari Hindu, Budha, dan Kristen. Mereka mengatakan keputusan tersebut melanggar kepercayaan. Bangladesh, yang mayoritas penduduknya Muslim, mengumumkan sebagai republik sekuler pada 1972. Namun, rangkaian amandemen konstitusi yang dilakukan dua diktator militer mengabaikan prinsip-prinsip tersebut dan menjadikan Islam sebagai agama negara pada 1988.
Kendati berasaskan Islam, Bangladesh yang berpenduduk 150 juta jiwa mengizinkan rakyatnya yang berbeda keyakinan, yakni Hindu, Budha, dan Kristen mempraktekkan keyakinan mereka masing-masing.
STRAITS TIMES | SUNARIAH