TEMPO Interaktif, Jakarta - Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengatakan, pertemuan menteri pertanian negara anggota G20 di Paris, Prancis, 22-23 Juni lalu, menetapkan tiga rencana aksi. Rencana aksi tersebut yaitu meningkatkan produksi pangan, menstabilkan harga pangan dunia, dan memastikan ketersediaan pangan bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.
"Untuk pertama kalinya pula isu pangan menjadi highlight dalam agenda G20 pada tahun ini. Karena biasanya yang dibicarakan hanya isu-isu keuangan, perekonomian, dan perekonomian, perdagangan dan investasi," kata Bayu saat ditemui wartawan di kantornya, Jakarta, Senin 27 Juni 2011.
Hanya, ujar Bayu, pertemuan dalam G20 tersebut, negara-negara hanya diminta komitmennya untuk melaksanakan rencana aksi sesuai dengan kondisi masing-masing negara. Anggota G20, lanjutnya, juga berinisiatif mempromosikan investasi di bidang pangan baik oleh publik maupun swasta, dan mengembangkan riset dan teknologi untuk peningkatan produksi.
"Indonesia berharap lebih kepada promosi investasi. Bank Dunia malah sudah melaporkan akan meningkatkan portofolio investasi pertanian mendekati US$ 800 juta tahun ini. Baik melalui program pembangunannya maupun sisi komersialnya," ucap Bayu.
Indonesia sendiri, ujarnya, akan melakukan regional networking dengan fokus pada dua hal, yakni pemanfaatan bioteknologi dan tindakan pasca-panen untuk mengurangi loss produksi padi. Regional networking ini bisa dilakukan di Asia Tenggara dan Asia Timur.
"Ide ini tampaknya disambut baik olegh anggota G20 dan Indonesia dipersilakan melanjutkan ide itu," ujarnya.
ROSALINA