TEMPO Interaktif, Bogor - Antisipasi meluasnya berbagai penyakit kelamin di Kota Bogor, Petugas Satuan Polisi Pamong Praja merazia puluhan penjaja seks pada Selasa, 28 Juni 2011 dini hari. Kepala Seksi Pengendalian Operasi Satpol PP Kota Bogor, Agustiansyah, mengatakan komunitas kunci penyebaran penyakit kelamin di Kota Bogor meliputi waria, pengguna narkoba suntik, seks lelaki, wanita pekerja seks komersial (PSK), dan pria berisiko tinggi yang menjadi pelanggan. "Namun, yang diprioritaskan hanya PSK," ujar Agustiansyah di sela-sela operasi.
Razia yang digelar mulai Senin, 27 Juni 2011 pukul 22.00 hingga Selasa, 28 Juni 2011 pukul 01.30 WIB ini didukung 60 petugas gabungan dari Satpol PP, Polres Bogor Kota, dan TNI. Razia berhasil mengamankan 23 orang yang masuk dalam komunitas kunci penyebaran penyakit kelamin. Saat razia, petugas menyisir Jalan Raya Pajajaran yang melintas di Kecamatan Bogor Utara hingga Bogor Tengah dan Bogor Barat.
Di kawasan Tugu Kujang, petugas sempat menahan seorang perempuan yang berusaha kabur dengan sepeda motor saat melihat iring-iringan petugas Satpol PP. Pada saat itu, petugas meminta ia menunjukkan kartu pengenal. Namun, bukannya KTP yang ditunjukkan, melainkan caci-maki yang dilontarkan kepada petugas. Perang mulut antara perempuan yang diduga PSK dan petugas tak terhindarkan. Namun, tanpa alasan yang jelas petugas akhirnya membiarkan perempuan itu pergi.
Selanjutnya, penyisiran bergerak menuju kawasan Pasar Anyar yang berada di Kecamatan Bogor Tengah. Aksi kejar-kejaran antara petugas dan sekelompok waria terjadi. Para waria langsung lari kocar-kacir melalui lorong-lorong pasar. Mereka berusaha menghindar menuju tempat-tempat gelap untuk bersembunyi.
Memastikan buruannya tidak kabur, petugas menyisir hingga ke gorong-gorong pembuangan air. Di lokasi itu, empat waria berhasil ditangkap, satu di antaranya melakukan aksi buka baju di hadapan petugas karena menolak ditangkap.
Sambil digiring menuju truk, waria yang belakangan diketahu benama Puput, bak peragawati berjalan melintasi para petugas dalan keadaan setengah bugil. Aksi telanjang dada juga dilakukan oleh waria lainnya saat tertangkap di lokasi berbeda.
Selain kelompok waria, petugas juga menjaring kelompok PSK di sejumlah lokasi, seperti di kawasan Jalan Juanda, Kecamatan Bogor Timur, dan di kawasan Terminal Bubulak di Kecamatan Bogor Barat. Kericuhan kembali terjadi dalam penangkapan kelompok ini. Mereka histeris saat diseret ke dalam truk untuk selanjutnya dibawa ke kantor Dinas Sosial Kota Bogor.
Di kantor Dinas Sosial, sejumlah paramedis sudah menunggu. Setelah didata, mereka menjalani tes darah dan diminta menunjukkan kondom. "Mereka mendapat kondom gratis dari Komisi Penanggulangan AIDS," ujar paramedis Dinas Kesehatan yang juga pengelola program HIV, Hesti Purwaningsih.
Adapun Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Bogor, Sugeng Rulyadi, mengatakan karena tidak ada panti rehabilitasi untuk waria, maka mereka dibebaskan. "Sedangkan buat PSK, kami kirim ke Panti Sosial Wanita Mulya Warga di Cibadak, Sukabumi," kata Sugeng.
DIKI SUDRAJAT