TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya menjelaskan soal pengangkatan iparnya, Jenderal Pramono Edhie Wibowo menjadi Kepala Staf Angkatan Darat. Menurut SBY, pengangkatan itu sudah sesuai mekanisme yang berlaku.
"Saya sudah menduga, kalau sikap saya menyetujui usul Panglima TNI kalau yang diangkat sebagai KSAD adalah Pangkostrad Pramono Edhie pasti dituduh sebagai nepotisme." kata Presiden SBY dalam wawancara khususnya dengan sebuah radio di Istana Negara, Senin, 4 Juli 2011.
SBY menjelaskan hubungan ipar dengan Pramono itu bukan ketika SBY menjadi Presiden. Ia mengaku tumbuh bersama tidak begitu saja. "Bukan karena ipar tapi mengikuti aturan dan mekanisme," kata SBY.
Rabu pekan lalu, Presiden SBY melantik Pangkostrad Pramono Edhie Wibowo menjadi KSAD mengantikan posisi Jenderal Goerge Toisutta yang pensiun pada, 30 Juli. Menurut Presiden, semua proses pengangkatan itu sesuai dengan pertimbangan yang realistis dan dapat dipertanggung jawabkan. "Saya menyimak komentar orang" kata SBY lagi.
Menurut SBY, sebenarnya posisi Pramono Edhie di TNI bukan jabatan jabatan politik tapi jabatan organik. Disitu, kata SBY, melekat tata cara pemberhentiannya dan pengangkatannya pada sistem.
SBY mengaku pernah menerima kritik soal keputusannya mengangkat teman seangkatannya di Akmil, meski tidak kenal akrab. Sebaliknya, tak pernah ada komentar ketika dia mengangkat orang yang berbeda.
EKO ARI WIBOWO