TEMPO Interaktif, Jakarta - Menonton pornografi lebih banyak ruginya daripada untungnya untuk kehidupan seks kita, demikian peringatan ilmuwan dari Universitas Deakin, Melbourne, Australia.
Peneliti khawatir bahwa banyak orang yang menjalani kehidupan mereka sesuai dengan "seks porno" ketimbang fokus pada apa yang benar-benar menyenangkan mereka dan pasangan mereka.
Renate Klein, pensiunan guru besar studi perempuan di Universitas Deakin, mengatakan bahwa gambar bintang porno pria dan wanita tidak memberi gagasan realistis atas apa yang diharapkan dari sebuah pertemuan seksual nyata.
Bintang porno laki-laki berotot mampu menahan ereksi berjam-jam, sementara bintang porno wanita montok mulus hasil operasi mustahil hidup dalam kehidupan nyata.
Lebih mengkhawatirkan, kata Klein, adalah pornografi menggambarkan perempuan sebagai "sebuah stasiun pelayanan bagi kebutuhan seksual pria".
Pesan yang datang dari film porno adalah kepatuhan dan dominasi. Aktor laki-laki mendominasi secara fisik terhadap pasangan perempuannya. Selain itu, film porno mengandung tindak kekerasan.
IAFRICA | EZ